Suasana hari ini terasa sangat sibuk seperti ingin menyambut hari-hari besar dalam hitungan kalender nasional. Semua staff yang dikerahkan untuk mengurus setiap detail persiapan kontrak kerja sama, kedua perusahaan besar yang sudah hampir merajai kota besar ini.
Makanan, kerapian ruangan hingga semua berkas-berkas yang harus disiapkan untuk rapat hari ini dipastikan siap dibawah pimpinan seorang wanita muda yang sangat berkharisma.
Dress maroon selutut serta blazer hitam yang melekat di tubuhnya, membantu wanita itu untuk memancarkan aura positif dari dalam dirinya.
“Pokoknya kamu pastikan semua persiapan konsumsi sudah siap ya. Ingat, sebelum masuk ke dalam ruangan, pastikan juga semua udah lolos food-testing, saya nggak mau kalau misalkan ternyata ada salah satu bahan yang bisa jadi penyebab rusaknya kontrak kerja kita ini.”
“Baik, Bu. Akan saya pastikan semua sesuai keinginan Ibu. Saya permisi dulu, Bu,” jawab salah satu keryawan yang didapuk menjadi salah satu penanggung jawab.
Seorang karyawan lainnya mendatangi Lysha sambil membawa beberapa map berwarna biru dan merah. “Permisi, Bu,”
“Iya. Gimana?”
“Ini data yang sudah di revisi, Bu.” jawabnya sambil menyerahkan semua map kepada Lysha.
Lysha mengambil map itu kemudian membaca satu per satu bahan yang harus dipresentasikan nanti.
“Hmm, boleh minta tolong untuk data ini dirapikan lagi? Saya mau ini lebih rapi dari yang ini,” ucap Lysha setelah membaca seluruh isi map yang diberikan padanya.
“Baik, Bu. Akan saya revisi secepatnya,”
“Oke, terima kasih,”
Lysha mengatur nafasnya setelah ia merasa bahwa persiapan ini menguras banyak tenaga dan pikirannya. Ini adalah kontrak kerja sama pertama yang harus Lysha tangani sendiri dengan arahan yang sangat minim dari Papanya.
Setelah menyelesaikan pendidikan pascasarjana di salah satu universitas terbaik di Amerika, Lysha harus langsung kembali ke Indonesia untuk membantu mengurus perusahaan keluarga yang saat ini masih dipegang oleh orang tuanya.