Sebuah mobil terparkir rapi di parkiran sebuah makam yang cukup terkenal di Jakarta.
Pagi ini Afnan mengajak Lysha ke makam Ranti.
Langkah kedua orang itu perlahan terhenti di sebuah makam dengan nisan yang bertuliskan nama ‘Ranti Sukma Hani’ yang sudah berbaring di tempat peristirahatan terakhirnya Sembilan tahun yang lalu.
Afnan perlahan berlutut di samping makam seseorang yang sangat ia cintai, diikuti oleh Lysha yang sedari tadi belum mengeluarkan satu patah kata pun setelah keluar dari mobil milik Afnan.
“Mi, Abang datang. Maafin Abang karena lama nggak ke makan Mami. Abang sekarang datang sama Lysha, Mi, wanita yang waktu itu pernah Abang certain sama Mami terakhir kali sebelum Abang datang sekarang.”
Lysha tertegun, ternyata Afnan pernah menceritakan tentang dirinya kepada orang yang selalu Afnan cintai, walaupun ia sekarang tidak bisa melakukan apa pun.
“Kita doa buat Tante Ranti yuk,” ajak Lysha yang mencoba mencairkan suasana setelah tidak bisa berkata apa-apa karena pengakuan Afnan.
Kedua manusia itu tertunduk memanjatkan doa terbaik mereka untuk wanita yang sudah tertidur dengan damai. Satu demi satu doa terpanjatkan dari mereka, berharap semua terkabulkan.
“Aamiin,” ucap Afnan dan Lysha bersamaan.
“Aku belum pernah ketemu sama Tante Ranti, tapi entah kenapa aku rasa Tante Ranti itu orang yang baik banget,” ucap Lysha.
Afnan mengelus nisan Ranti yang berasal dari marmer hitam “Mami emang orang yang baik banget. Mami selalu berusaha buat menyebarkan sesuatu yang bermakna baik di tempat yang Mami pijak selama hidupnya. Mami juga yang ajarin aku, kalau sesama manusia itu harus bisa memanusiakan manusia.”
Lysha menarik senyumnya, ia merasa Ranti sudah mengajarkan banyak hal kepada Afnan dan membesarkan Afnan dengan penuh cinta dan makna kehidupan yang sangat berharga.
“Afnan,” suara seseorang terdengar sangat asing bagi Lysha, namun pemilik nama hanya terdiam seperti terkejut mendengar suara itu memanggil namanya.
Lysha menoleh ke belakang, seorang laki-laki tua yang mengenakan setelan rapi dan terlihat warna rambutnya sudah banyak berganti dengan warna putih.
Wanita itu mencoba mengingat wajah itu, namun tidak menemukan satu pun ingatan bahwa mereka pernah bertemu.