Beberapa notifikasi pesan masuk dari Dhea memenuhi layar ponsel milik Lysha, ia sudah tahu bahwa Dhea pasti akan membahas tentang kedatangan Faldo setelah menghilang selama empat tahun lamanya.
Entah wanita di seberang sana itu merasa geram dengan sahabatnya yang belum juga membuka pesannya, nama Dhea langsung terpampang nyata, tanda Dhea melakukan panggilan suara kepada Lysha.
Lysha mengatur nafasnya agar ia tidak terdengar aneh ketika mendengar Faldo kembali “Hallo,”
“Sha, kamu udah dengar belum? Apa malah udah ketemu sama dia?” Dhea langsung to the point dengan maksudnya menelpon Lysha.
“Sudah, tadi dia kesini,” jawab Lysha.
“Kamu udah nanya dia kenapa pergi? Atau nanya kenapa dia balik lagi setelah sekian lama?”
Lysha menggaruk pelan alis kanannya yang sedikit terasa gatal setelah mendengar pertanyaan beruntun Dhea “Dhe, dia sudah jelasin tanpa aku tanya, dia bilang kalau waktu itu dia suka sama wanita lain dan nggak berani bilang sama aku. Terus, dia balik buat menyelesaikan apa yang dulu belum jelas, jadi mulai sekarang sudah jelas antara aku sama Faldo nggak ada apa-apa lagi, dari semenjak dulu dia ninggalin aku gitu aja,”
Helaan nafas Dhea terdengar berat dan menyimpan emosi dengan topik pembicaraan ini “Apa? Enak banget dia pergi karena wanita lain terus tiba-tiba kembali. Untung deh kalau dia balik cuma mau nyelesaiin semuanya, bukan buat minta balikan sama kamu.” ucap Dhea yang terdengar seperti omelan.
“Dhe, sudah ya, nggak usah kita bahas dia lagi. Lagian, baik dia sama aku, kami sudah sama-sama punya pasangan masing-masing, apalagi sebentar lagi aku mau nikah. Aku nggak enak sama Afnan kalau kamu sama yang lain bahas tentang baliknya Faldo,”
“Aku ngerti kok. Tapi, kamu harus tahu satu hal, Sha, lusa besok kan kita reuni es-em-a, katanya yang lain, dia bakal datang.”
Lysha melirik kalender yang berada di atas meja kerjanya. Berarti lusa besok ia akan kembali dipertemukan dengan Faldo.
“Ya sudah, mau gimana lagi kan? Lagi pula dia juga teman es-em-a kita, ya kalau dia ada waktu pasti datang,” perkataan Lysha terdengar sangat enteng seperti tidak memikirkan bagaimana keadaan yang akan tercipta ketika ia dan Faldo akan dipertemukan kedua kalinya setelah kemunculannya lagi.
“Tapi, kamu masih ingat kan, reuni kita pakai sistem tiket masuk sama registrasi? Di situ dia registrasi untuk ikut reuni atas nama dia sama Renata. Aku nggak tahu itu siapa, tapi dengar-dengar yang jelas itu bukan kerabat dia,”
Lysha menghela nafasnya dengan santai “Dhe, terserah mau itu teman, pacar atau siapanya dia, aku sudah nggak mau ngurus lagi. Ya aku bakal biasa aja kalau emang dia mau datang sama pacarnya atau sama wanita yang jadi alasan dia ninggalin aku. Sudah ya, aku sudah nggak mau lagi dengar cerita atau apa pun itu tentang kehidupan pribadinya Faldo,”
“Sorry banget ya, Sha. Aku jadi buat kamu dengar lagi tentang Faldo. Ya udah, lanjutin kerja sana, jangan lupa datang besok pas reuni,”
“Hmm,” jawab Lysha dengan sangat singkat.
“Bye,”
“Bye,”
Dhea langsung mematikan sambungan panggilan mereka. Lysha yang tidak mau diambil pusing dengan cerita Dhea perihal Faldo, langsung kembali mengerjakan pekerjaannya.
***
Waktu yang sedikit berat menurut Lysha, akhirnya datang. Hari ini acara reuni itu dilaksanakan dan ia akan bertemu dengan teman-temannya yang mayoritas tidak mengetahui tentang berakhirnya hubungannya dengan Faldo, ia juga akan dihadapkan kepada momen ia dan Faldo yang membawa pasangan masing-masing ke reuni SMA.
Langkah Lysha sedikit berat dan ia harap-harap cemas agar semuanya berjalan lancar, agar tidak menimbulkan suatu masalah untuk hubungannya dan Afnan.
Pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan menjadi alasan Lysha dan Afnan datang ke acara reuni sedikit terlambat.
Kini ia dan Afnan sudah berada di dalam ruangan dan terlihat beberapa temannya melemparkan senyum mereka pada Lysha yang baru saja datang.
“Kemana aja sih?” tanya Dhea yang sudah bersiap menjadi wartawan dadakan.
“Tadi ada kerjaan, jadi harus diselesaiin dulu,” jawab Lysha.
Dhea menggelengkan kepalanya dengan heran “Untung nggak telat banget,”
“Santai, Dhe,” Lysha mengelus pundak wanita yang menggunakan setelan jumpsuit putih, “oh ya, Yan, kenalin ini Afnan,”