Rumah sakit hari ini terlihat lumayan ramai dengan pasien, keluarga dan para pengunjung yang ingin menjenguk pasien.
Langkah kaki Lysha harus Lysha percepat sedikit agar ia tepat sampai di kantor saat jam makan siang. Namun, kedua matanya sibuk memandangi layar ponselnya dan tidak terlalu memperhatikan jalan depannya.
Ini adalah sebuah kecerobohan yang sebenarnya sangat bisa Lysha antisipasi dari awal. Wanita itu menabrak seseorang dan membuat orang itu menjatuhkan beberapa map ke lantai.
“Maaf-maaf, ini salah saya.” ucap Lysha sambil membantu mengambil map-map itu yang tersebar di lantai.
Map terakhir sudah bisa Lysha tangani, dengan segera ia beranjak dan ingin langsung pergi untuk mengejar waktu.
“Maaf sekali lagi-” belum sempat kata-kata terakhirnya terucap, Lysha tertegun ketika menyadari orang yang ia tabrak adalah Renata.
Tentu, Lysha tidak asing dengan wajah Renata yang baru saja dikenalkan padanya kemarin. Lysha bukanlah seseorang yang dengan mudahnya bisa melupakan wajah seseorang walaupun bertemu dengannya baru sekali, apalagi jika orang itu dipertemukan padanya, pada sebuah momen yang tidak bisa ia lupakan.
“Lysha,” sapa Renata yang ternyata wanita itu juga tidak melupakan wajah Lysha.
Lysha mengangguk paham karena menyadari jas dokter yang dikenakan oleh Renata dan jelas nama wanita itu tertulis di jas dokternya “Kamu dokter di rumah sakit ini? Ternyata orang yang Faldo ceritain waktu itu kamu,”
Senyum Renata perlahan memudar lalu berganti tatapan tanda tanya “Iya, aku dokter magang di sini.” jawab Renata dengan suaranya yang lembut, “aku nggak tahu seberapa banyak Faldo cerita sama kamu,”
“Maaf kalau misalnya kamu nggak suka aku ketemu sama Faldo, tapi kami berdua nggak ada hubungan apa-apa kok,” ucap Lysha yang menjelaskan bagaimana sekarang posisinya di kehidupan Faldo.
“Bisa kita bicara sebentar?” tanya Renata yang membuat Lysha berpikir apakah ia akan menerima atau menolak ajakan itu.
Lysha menatap layar jam tangannya “Ada hal penting yang harus aku omongin sama kamu dan kebetulan kita ketemu. Tolong, sebentar aja,” ucap Renata dengan nada sedikit memohon.
Dengan sedikit rasa terpaksa, Lysha mengiyakan ajakan itu.
***
Lysha hanya mengaduk-aduk jus yang ia beli dengan menggunakan sedotan. Keadaan canggung seperti ini sebenarnya sangat tidak ia sukai, apalagi orang yang kini bersamanya adalah wanita yang menjadi kekasih mantan pacarnya.
“Aku nggak tahu harus mulai dari mana,” Renata membuka pembicaraan, “aku mau kamu cari tahu kenapa Faldo ninggalin kamu,”
Lysha menatap Renata dengan perasaan terkejut “Buat apa? Sudah nggak ada apa-apa lagi diantara kami berdua. Menurut aku, dengan Faldo kemarin jelasin alasan dia pergi, itu sudah cukup,”
“Ini semua nggak seperti apa yang Faldo jelasin, Lysha. Aku nggak bisa terus-terusan bohong kaya kemarin di hadapan kamu,”
Lysha mengernyitkan dahinya “Bohong? Tentang apa?”
Kepala Renata tertunduk, ia seperti susah untuk mengumpulkan keberanian untuk membicarakan ini pada Lysha. Wanita itu kemudian mengangkat kembali kepalanya lalu mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.