Because You Love to Hate Me

Noura Publishing
Chapter #1

Perkenalan

“Kau tidak punya keberanian untuk menjadi siapa yang kau inginkan. Kau membutuhkan orang sepertiku. Kau membutuhkan orang sepertiku agar kau bisa menunjuk dengan jemari s*@!@n itu dan berseru,

‘Dialah penjahatnya!’”

—Tony Montana dalam Scarface

PENJAHAT. CERITA TIDAK ADA artinya tanpa penjahat. Pah­lawan tidak bisa bangkit menuju kejayaan tanpa penjahat. Jika tidak ada musuh, karakter protagonis kita yang tercinta hanya bisa menendangi ba­tu di perdesaan Shire atau minum teh dan ma­kan biskuit di tengah Spare Oom* yang ceria dan membuat pi­kir­an mati rasa. Kita sa­ngat menyukai penjahat karena me­re­ka mewujudkan keingin­an mereka ke dalam tindakan, meng­­ubah memar mereka menjadi ka­yu pendobrak. Mereka menge­sampingkan sopan santun dan me­lawan kekangan sosial untuk mendorong perkembangan cerita. Ti­dak seperti protagonis kita tercinta, penjahat—dalam keadaan apa pun—benar-benar ber­sedia melakukan apa saja untuk men­da­­patkan keinginan mereka. Itulah sebabnya diam-diam kita men­dukung mereka, mendapati diri kita berharap mereka berhasil me­larikan diri, dan alasan bahu kita memerosot penuh kelegaan dan kekecewaan berkadar sama ketika mereka tertangkap. Lagi pula, bagaimana mungkin kau tidak memuji seseorang yang be­kerja sekeras itu untuk mendapatkan apa yang mereka mau?

Sepanjang ingatanku, aku berempati kepada orang-orang ter­tindas, salah dimengerti, dan dianggap jahat. Mungkin alasan uta­manya berkaitan dengan pandanganku terhadap dunia, yang sejak awal mempertanyakan keberadaan “kebaikan” dan “keburukan”. Mung­kin sesuatu yang dianggap sebagai kebaikan saat ini akan di­anggap kebodohan esok hari; mungkin tindakan buruk saat ini akan terbukti dengan sendirinya menjadi kejahatan yang di­per­lukan dalam waktu setahun, atau seratus tahun. Aku selalu meng­anggap konsep kebaikan dan keburukan sepenuhnya rumit, sejak mengetahui percakapan yang dilakukan Tuhan de­ngan Iblis mengenai Ayub**. Rasanya seakan melihat sahabatmu bersimpati ke­pada musuh bebuyutanmu: Tunggu dulu, kalian mau berbicara ke­pada satu sama lain?

Penjahat tidak diciptakan dalam kehampaan; mereka ke­mung­kinan menderita karena keputusasaan dan menentukan pilihan ter­baik yang ada, tanpa peduli apakah keputusan itu mungkin berbeda dari keputusan kita. Mereka juga pernah mengalami momen kebe­naran dan penghormatan yang sering dilupakan (Ada yang ingat Jamine Lannister***?). Penjahat mengambil risiko yang tidak mampu diambil oleh pahlawan kita dan menentukan pilihan yang terlalu takut dipilih oleh pahlawan kita. Mereka tinggal di dunia Abu-Abu, dan aku, terutama, sangat menyukai secercah ruang antara terang dan gelap itu, di mana semua cenderung lebih menarik, orang-orang lebih rumit, dan lebih sulit memahami semuanya secara jelas. Jika kita menatap mata seorang penjahat cukup lama, maka mungkin kita akan mendapati bagian diri kita yang tersembunyi, angan-angan kita yang tak terjamah, dan ambisi yang tak terkendali, satu garis samar jika hal itu memang ada.

Lihat selengkapnya