Derap langkah dari sepatu hitam pekat terdengar begitu keras hingga ke indera pendengaran. Suasana sekolah benar-benar masih sepi pada pagi hari ini. Mungkin semua masih pada tertidur pada pulau kapuk yang begitu empuk yang memberi kenyamanan hingga lupa untuk bangun dalam kenyataan.
Daffa Andrean Bismanta, cowok dengan seragam yang begitu rapi itu berjalan dengan penuh kesellowan yang ada, menikmati panas yang mengarah ke dirinya dari arah kanan. Pandangannya ke kanan dan ke kiri, melihat suasana sekolah yang baru di dudukinya selama dua Minggu ini.
"Daffa," ucap seseorang dari belakang.
Daffa menoleh ke arah sumber suara, lalu senyum tipis terbit untuk menjawab ucapan dari seseorang itu. Meski dia masih anak baru yang disini masih dua Minggu, cowok berambut hitam pekat itu sudah memiliki banyak teman. Wajar saja bukan, karena memang cowok gampang sekali akrab dengan yang lainnya, tanpa canggung dan malu, biasanya ikut-ikutan berkumpul dan menjadi akrab.
"Pagi banget, sih, mau piket lo?" tanya temannya lagi sambil merangkul pundak Daffa. Daffa hanya menggeleng pelan, lalu kembali tersenyum hangat. "Enggak juga, kebiasaan bangun pagi jadi langsung siap-siap gitu. Elo sendiri, kenapa jam segini udah di sekolah, Ko?"
"Iya kan gue sekarang ada piket kelas, nanti kalau datangnya jam 7 kurang, bisa di omelin sama para cewek."
Daffa mengangguk dengan paham, meski dia tahu bahwa temannya itu jika piket hanya menghapus papan tulis saja, setelah selesai, ya sudah, duduk manis pada mejanya sambil memainkan game berbasis online. Dia adalah Alfian Riko, teman sebangku Daffa yang memiliki sifat kocak dan juga receh, suka sekali tidur di pertengahan jam pelajaran, tapi sangat suka dengan pelajaran kimia.
Perbincangan kecil tadi ternyata begitu menyita waktu yang ada. Membuat Daffa tidak bisa menikmati kesunyian yang ada dalam perjalanan menuju kelasnya.
Ternyata suasana kelas masih saja seperti yang kemarin, masih sangat bersih dan juga rapi. Terdapat sedikit hiasan pada samping papan tulis, bukan hiasan bunga atau love ya, melainkan tulisan senyawa kimia dan juga rumus-rumus fisika. Daffa pernah menanyakan kenapa harus rumus fisika, salah satu temannya menjawab. "Iya, biar kalau nanti ada ulangan dadakan fisika, bisa lirik dikit tentang rumus."
Daffa duduk pada kursinya yang berada di nomor dua dari depan, sengaja dia memilik di sana agar bisa dengan mudah mengerti penjelasan guru. Juga agar bisa melihat papan tulis dengan jelas.
Tentu saja saat SMA sangat berbeda dengan saat masih SD dulu. Jika saat hari pertama naik kelas, akan berangkat sangat pagi supaya bisa menduduki kursi yang berada di depan, dekat guru dan papan tulis. Beda dengan waktu SMA, siswa berlomba-lomba untuk menduduki kursi yang berada di belakang, agar bisa santai-santai dan tertidur. Bagi kaum pecinta meja belakang, omongan guru adalah cerita yang membuat ngantuk dan ingin tertidur saat itu juga.