Tanpa pikir panjang, Raizhen menggigit bibir bagian bawahnya hingga berdarah, setelah itu Raizhen mencoba menggigit bibir Silvia. Namun Silvia meronta-ronta di lantai dan memberontak yang membuat Raizhen kawalahan, butuh waktu cukup lama dan akhirnya Raizhen dapat menggigit bibir bagian bawahnya hingga berdarah.
Setelah itu, seperti instruksi dari demon. Raizhen mencumbunya dan menghisap darahnya dari bibirnya. Silvia perlahan tenang dan mulai membuka matanya.
"Terima kasih, maafkan aku." Ucap silvia dengan suara pelan dan sedikit malu dengan apa yang terjadi. Karena dia baru menyadari bahwa kakek nya masih bisa bernafas, meski nafasnya sangat lemah. Selain itu, ciuman pertamanya juga direnggut oleh Raizhen dan itu adalah pertama kalinya Silvia merasakannya.
Kakek Baal tiba-tiba warna tubuhnya menjadi merah sangat merah, lebam hitam di tubuhnya pun serasa tak ada hanya menjadi merah dan merah. Bahkan seperti bercahaya merah.
"Hiaaaghhhh ... hiyaaaaa" Kakek Baal mengeluarkan segala kekuatannya untuk mengatur sirkulasi darahnya.
'Cesssssssssssss' Seperti suara ban yang tiba-tiba bocor dari kakek Baal. Tubuhnya perlahan pulih menjadi tubuh aslinya seperti saat ia menjadi pria paruh baya.
Tubuh kakek Baal yang sekarang bahkan tak ditemukan sedikit lebam hitam sama sekali. Kakek Baal pun membuka matanya dan mengetahui perbuatan apa yang silvia lakukan kepadaku.
"Maafkan cucuku dan terimakasih telah menyembuhkan aku." Kakek Baal berdiri dan membungkukkan tubuhnnya sambil meminta maaf ke arah Raizhen.
"Lupakan saja itu, kalian adalah tangan kakiku yang akan mengikutiku," ucap Raizhen tegas.
"Sebelumnya saya minta maaf sekali, kami tidak berniat menipumu. Namun, aku dan cucu lakiku tak bisa mengikutimu ke luar rumah ini, karena kami terikat kutukan dengan rumah ini."Kakek baal berbicara dengan jujur dan terus terang.
"Kutukan? Apa maksutnya? Dan bagaimana kalian terkena kutukan itu?" Tanya Raizhen pada kakek baal. Di sisi lain, Silvia juga penasaran dengan apa yang telah terjadi dengan keluarganya.