"Silvia mari masuk" Raizhen mengundang silvia untuk segera masuk sebelum ada orang yang melihat Rauzhen dan Silvia.
"Apakah ini Rumahmu? Kenapa kecil sekali?" ucap silvia sambil cemberut.
"Jika kamu tak mau masuk, kamu bisa kembali, kembali ke ISTANA MEGAHMU." ucap Raizhen dengan sedikit penekanan pada dua kata terakhir.
"Iya iya, aku masuk." Saat silvia hampir masuk ke rumah sewa Raizhen, silvia merasa ada yang salah dengan rumah di samping rumahnya.
"Apa ada orang di rumah itu?" Tanya Silvia sambil menunjuk ke arah rumah yang berada di samping dari rumah sewa Raizhen.
"Seingatku masih ada orang di rumah itu, kenapa?" tanya Raizhen pada silvia
"Aku merasa dirumah itu ada jejak jejak hannn ... tuuuu," jawab silvia sambil berniat menakuti Raizhen.
"Kau pikir aku takut gitu? masuklah dulu, aku ngantuk sekarang," ucap Raizhen sambil menutupi mulutnya yang menguap lebar.
"Kita lihat besok malam aja rumah itu, kalau tak ada kendala apapun," imbuh Raizhen.
Ini sudah jam 2 pagi, bahkan jika di rumah itu ada hantu. Mereka pasti tidak menunjukkan sosok aslinya.
Hantu berbeda banget dengan setan apalagi dengan iblis, hantu adalah kelas yang paling rendah, ia paling pecundang dan yang paling lemah dalam ras iblis. Jadi, hantu hanya muncul ketika sudah jam 10 malam hingga jam 2 dan jam 12 malam adalah waktu hantu lagi senang-senangnya berkeliaran.
Selain di jam itu, hantu akan selalu bersembunyi, meski silvia dapat mendeteksi hantu, meski si Demon juga dapat mendeteksi adanya roh dan energi dari hantu. Menurut Demon dan Raizhen itu sangat merepotkan jika mencari hantu di jam 2 pagi lebih, apalagi mencari hantu di siang bolong.
Silvia pun masuk rumah Raizhen. Namun, dia masih saja cemberut.
"Aku tidur dimana ? Disini hanya ada 1 kamar gini?" Tanya silvia dengan ekspresi sedikit tak bahagia.
"Hmm, beginilah rumahku, kamu bisa tidur di kamarku. Aku akan tidur di ruang tamu ini" jawab Raizhen datar.
Ruang tamu di rumah Raizhen sini juga seakan-akan menjadi 1 dengan dapur dan ruang makan. Benar benar sempit rumah sewanya.
"Jangan, kita bisa tidur bersama saja!!" Celetuk silvia tanpa pikir panjang.
"Kenapa sih kamu ceroboh banget dalam berbicara, aku ini laki laki. Jika aku kehilangan kendaliku, aku bakalan menikmatimu," goda Raizhen.
"Bukan begitu maksutku, aku han..."
"Sudahlah, turuti saja aku, besok kamu ya harus sekolah ikut denganku. Tapi kamu harus mendaftar dulu di kantor administrasi" Sebelum Silvia melanjutkan bicaranya, Raizhen memotong ucapannya dan mengelus kepalanya Silvia..
Silvia hanya tersenyum dan masuk ke kamar Raizhen, mereka pun akhirnya tertidur.
Jam 7 pagi mereka bangun dan bersiap berangkat ke sekolah, untungnya tangan kiri Raizhen udah normal. Kalau masih berwarna merah semu seperti kemarin, ia tak akan jadi ke sekolah dan hanya berdiam di rumah.
Silvia menuruti omongan Raizhen untuk memakai pakaian bebas biasa, tak menunjukkan lekuk tubuhnya, agar tak membuat para pria lain menatap tubuhnya dengan mesum.
Mereka pun berangkat bersama serta Raizhen mengantarkan silvia ke kantor administrasi untuk mendaftar dan mengambil seragam sekolah. Di saat perjalanan ke sekolah, Raizhen sudah menyuruh silvia agar tak ceroboh dan harus bersikap ramah.
Tanpa menunggu silvia selesai dalam pendaftarannya, Raizhen berjalan ke ruang kelas. "Untungnya, aku pergi ke sekolah jam 7 pagi, jadi masih sepi nih kelas."
Sekolah masuk nya jam 8 pagi, kantor administrasi sejak jam 7 sudah buka, karena itu Raizhen ke sekolah jam 7 pagi.
Karena masih lama masuk sekolahnya, Raizhen pun tertidur di mejanya.
'Ding dong ding dong'