Seorang polisi tiba-tiba menembakkan peluru ke polisi yang lain tepat di kepala dan mati. Sedangkan Polisi yang akan memborgol tangan Raizhen tersentak kaget dan menoleh ke sumber suara tembakan, akhirnya ditembak di kepalanya dan mati. Darah terciprat kemana-mana, jeritan para siswa-siswi memenuhi ruangan.
Polisi yang menembak polisi yang lain sedang di bawa kendali Demon, namun itu terbatas waktu. Raizhen segera berlari memegang tangan polisi tersebut untuk mengambil pistolnya dan Raizhen langsung menembaknya tepat di keningnya. Silvia dengan sigap memungut pistol yang dijatuhkan salah satu polisi berkat instruksi dari Raizhen.
Kajadian terjadi begitu saja, 3 polisi yang berjaga diluar kelas segera masuk kedalam ruang kelas dengan menodongkan pistolnya. Namun ...
"Ada pembunuh!"
"Polisi telah membunuh Polisi"
"Ada pembunuh!"
"Tolong!"
Teriakan histeris dari siswa-siswi dan kebingungan para siswa yang kalang-kabut sehingga membuat 3 polisi yang masuk ruang kelas terganggu dan ikut bingung.
Salah satu polisi menembakkan pistolnya ke langit ruangan. Semua siswa segera terdiam ketakutan. "Apa yang telah terjadi? Dimana Raizhen," tanya salah satu polisi kepada semua orang.
Semua siswa yang ketakutan merasa bingung dan ragu-ragu untuk menunjuk ke arah Raizhen. Namun, Raizhen mengangkat tangan kirinya dengan santai, sedangkan tangan kanannya dibelakang tubuhnya.
Semua polisi fokus ke arah Raizhen. "Apa yang kamu sembunyikan dibalik badanmu?" Tanya seorang polisi.
Sebelum Raizhen menjawab ...
"Door! Doorr!" Dua tembakan melayang tepat ke arah dada salah satu polisi. Dua tembakan yang dilayangkan berasal dari Silvia yang sudah berbaur dengan para siswa lainnya.
Suara tembakan dan jeritan si polisi yang tertembak membuat polisi lainnya kehilangan fokus terhadap Raizhen.
"Daaar! Daaar! Daaarr! Daarr!" Raizhen yang menyembunyikan pistol dibalik tubuhnya segera menembak dua polisi lainnya dan mengakhiri hidup semua polisi yang berada dikelas.
Sekali lagi teriakan dari para siswa terdengar dan segera berlari meninggalkan ruangan kelas sambil berteriak. beberapa siswa masih ketakutan dan membeku di ruang kelas.