"Itu ...." Raizhen dan Silvia menjelaskan panjang lebar.
"Jadi seperti itu ... mari ke ruang keluarga," ujar Kakek Baal dan berjalan menuju ke ruang keluarga.
Arnold Raymond dengan parasnya yang tampan dengan hidung mancungnya. Ia berada di ruang tamu menoleh ke arah Silvia yang berjalan menuju ke ruang keluarga. "Belum 2 hari kamu di dunia luar, sekarang kamu sudah kembali. Apa dunia luar menyenangkan?" tanya Arnold kepada Silvia. Dalam hati Arnold, dia sangat ingin pergi ke dunia luar dan melihat indahnya dunia luar.
Silvia yang mendengar pertanyaan dari Arnold segera menggelengkan kepalanya dan berkata. "Aku sudah menjadi pembunuh dan anehnya, aku merasa membunuh manusia itu adalah hal wajar bagiku. Bahkan, aku ingin meminum darah manusia, namun aku masih menahan untuk itu karena kejadian yang telah menimpa keluarga kami."
Arnold yang mendengarnya sedikit kaget. "Apa kamu benar-benar telah membunuh?" tanya Arnold yang sedikit tak percaya dengan apa yang dikatakan adiknya. Arnlod pun tak pernah membunuh siapapun sejak ia lahir.
Disisi lain, Raizhen duduk dikursi sambil meletakkan pistol yang ia bawa di meja keluarga. Ia juga merasa bahwa membunuh manusia adalah hal yang wajar dan sangat lumrah baginya. "Apakah hati nuraniku perlahan menghilang?" gumam Raizhen dalam hatinya.
Tanpa sepengetahuan Raizhen, Demon terus tertawa dan tertawa. Karena Raizhen telah melakukan yang sesuai dengan rencananya.
"Iya kak, aku benar-benar membunuh manusia. Ehe," jawab Silvia dengan cengengesan seperti tanpa dosa apapun.
Kakek Baal yang sudah mengetahui apa yang telah terjadi, ia menghela nafas panjang dan berkata. "Meski kamu meminum darah manusia, kamu akan terasa tercekik. Karena dirimu belum terbiasa untuk melakukan itu dan juga tubuhmu dan darahmu sangat murni."
Raizhen menatap kakek Baal dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi. "Kakek Baal, kamu melupakan sesuatu, cucumu yang ceroboh ini telah menyesap darahku saat aku kemarin kesini," ucap Raizhen sambil melirik dimana Silvia berada.
"Ahahah, kalau begitu. Tolong urus cucuku jika ia ingin meminum darah," ungkap Kakel Baal. Secara alami, darah Raizhen telah berubah menjadi darah berkualitas tinggi karena telah menyatu dengan darah Demon.
Silvia telah menyesap darah Raizhen. Alhasil, Silvia hanya bisa meminum darah yang berkualitas tinggi seperti darahnya Raizhen, karena darah manusia pada umumnya hanya berkualitas standar bahkan banyak yang berkualitas rendah.
Raizhen mengerutkan keningnya karena mengerti maksut dari kakek Baal. Sedangkan Silvia tersenyum bahagia dan membatin. "Jika aku ingin menyesap darah Raizhen, apakah aku akan dikecup seperti sebelumnya. Ah, jika iya, aku ingin segera melakukannya."
"Tunggu kek, jadi aku yang tak pernah meminum darah ini bagaimana?" Arnold tiba-tiba bertanya pada kakeknya.
"Kamu jangan pernah menyesap darah. Apa kamu lupa bawa kita terkutuk? Sekali kita menyesap darah atau meminum darah, si malaikat Lucifel pasti langsung bergerak ke tempat kita berada," ucap kakek Baal dengan serius. Kutukan yang diderita Kakek Baal dan Arnold adalah sebuah kutukan yang mengharuskan menahan nafsu, amarah murka dan menahan diri didalam rumah. Jadi menyesap darah karena nafsu, keluar rumah, berhubungan intim pun tak boleh dilakukan.
Di keluarga Raymon hanya Silvia yang bisa melakukan itu semua, karena Silvia tak mempunyai kutukan seperti Kakek Baal dan Arnold.
Arnold hanya bisa mendesah parah, dalam lubuk hatinya ia benar-benar ingin pergi ke luar rumah dan menjadi Vampir pada umumnya. Raizhen yang melihat ekspresi buruk dari Arnold segera bertanya pada Demon. "Apa kita bisa untuk menghapus kutukan yang diderita kakek Baal dan Arnold.