"Haha, kamu pasti bisa ... meski butuh waktu lama, haha haha," tawa Demon terngiang-ngiang dalam pikiran Raizhen.
"Jadi kemampuan dan seni beladiri itu adalah hal yang beda kan?" ungkap Raizhen sambil menatap langit kamar.
"Hampir beda hampir sama, kemampuan itu berasal dari internal individu masing-masing, sedangkan seni beladiri dari eksternal individu, harus dipelajari secara berulang-ulang untuk dapat melakukan seni beladiri," jawab Demon.
Lebih mudahnya, Kemampuan berasal dari bakat bawaan seseorang yang sudah ada di dalam diri si individu (manusia). Namun, harus mencapai kondisi tertentu agar kemampuan itu dapat digunakan. Dalam kasus Raizhen, dia belum memunculkan kemampuan yang dari bakat bawaannya sendiri, melainkan dia hanya diberi kemampuan oleh si Demon sejauh ini.
Sedangkan seni beladiri adalah hasil kerja keras si individu dalam mempelajari hal tersebut hingga menjadi ahli seni beladiri. Seni beladiri dapat dipelajari melalui buku yang merekam setiap gerakan dan penjelasan mengenai seni tersebut. Selain itu, seni beladiri juga dapat diajarkan oleh seseorang kepada orang lainnya.
Kemampuan dan seni beladiri adalah sama-sama sebuah keterampilan atau skill. Intinya gitu deh, semoga yang baca nggak bingung.
"Jadi seperti itu," balas Raizhen sambil mengangguk
Beberapa jam kemudian, malam telah tiba dengan kegelisahan yang meresap pada jiwa. Raizhen pergi ke ruang keluarga memakai jaket yang disiapkan kakek Baal untuknya.
Kakek Baal menghampiri Raizhen dengan membawa 2 buku senibeladiri yang ia janjikan. "Ini, 2 buku seni beladiri tingkat rendah milik keluarga kami."
Raizhen menerimanya dan berterimakasih kepada kakek Baal. Raizhen melihat sampul 2 buku tersebut yang bertuliskan 'Beladiri putaran yin & yang' dan 'Seni beladiri pemurni pikiran'
"Kakek Baal, seni beladiri pemurni pikiran apakah juga termasuk seni beladiri? Padahal disini bertuliskan pemurni pikiran?" tanya Raizhen yang heran.