Becoming a Mother to Myself

Pens_Aether
Chapter #7

06 Mr. Jang Tidak Lajang

Elara tidak tau bagaimana hubungan mamanya dan mantan tunangannya itu menjadi jenis hubungan yang begitu baik. Papanya benar-benar membawa pembicaraannya yang ingin masuk industri entertaiment lagi kepada Mr. Jang dan kini mereka sudah berkunjung ke rumah lelaki itu.

Mr. Jang adalah pengusaha keturunan Eropa Korea dengan wajah tampan dingin, terlihat menyendiri dan sedikit senyum. Dia dikenal sebagai serigala bisnis yang tidak segan menghabisi saingan yang berani macam-macam. Sejelek-jelek usahanya dalam mendirikan sebuah brand baru, tahtanya tidak akan pernah turun dari jajaran petinggi dengan kekayaan terbanyak di dunia. Namanya selalu masuk dalam daftar 5 besar forbes.

Tampan, sukses, dan lajang. Menjadikannya idaman dan bahan rumor dari segala jenis berita. Artis yang dirumorkan dekat, partner bisnis yang dirumorkan berkencan, bahkan ada berita tentang petinggi sekantor yang ternyata memiliki hubungan dibalik layar dengan taipan bisnis ini.

Elara sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk bertemu dengan Mr. Jang dengan membaca karakteristik dan identitas dari lelaki itu lebih dulu di internet.

Tadi pagi setelah bangun dari tempat tidur, ia teringat tentang percakapannya sebelum benar-benar hilang ke alam mimpi. Papanya berkata bahwa dia akan berkata pada Mr. Jang perihal keinginannya untuk kembali di dunia entertainment. Tapi ia tidak menyangka bahwa dipagi harinya Hector benar-benar berkata ‘Ayo kita ke rumah Tuan Jang!’

Itu kejutan yang cukup besar. Dan ia dengan mendadak mulai mempersiapkan diri dengan membaca seluruh profil dan info yang beredar di internet tentang lelaki itu.

Tapi nyatanya, ia cukup kaget dengan apa yang dia lihat.

Lelaki itu memang masih tampan dan terlihat berwibawa dengan aura menyendiri yang kuat seperti foto yang tersebar di internet. Dia memberi tekanan sebagai pemimpin yang sudah lama menjabat dengan otak bisnisnya. Perusahaanya juga seharusnya masih sukses dilihat dari cara bicaranya yang masih penuh percaya diri. Dia masih Tuan Jang yang diberitakan di media. Tapi lajang? Lelaki itu tidak lajang. Ada satu istri di rumahnya.

Yang paling mengejutkan adalah,

istri itu adalah bibi Vera.

Dengan wajah, kulit, dan usia yang seolah sama dengan Bibi Vera yang dikenalnya terakhir kali. Emm, mungkin terlihat beberapa tahun lebih muda, tapi itu benar-benar hanya beberapa tahun. Wanita di hadapannya sekarang, yang menyapanya dengan antusias, terlihat hampir sama dengan wanita yang mengirimkan ke dunia ini terakhir kali.

Dia sangat awet muda.

Terlebih lagi, bibi Vera dan Mr. Jang punya seorang putra yang usianya 3 tahun di atas Ara.

Berita besar semacam ini, bagaimana bisa bertahan begitu lama dari forum gosip?

Lagipula seingatnya wajah suami bibi Vera yang ia temui di masa remajanya bukan seperti Mr. Jang sekarang. Apa lelaki tumbuh menjadi bentuk lain semakin dewasa? Atau ia yang salah ingat?

“Kenapa tiba-tiba pengen balik ke dunia entertain, Hil?” suara bibi Vera terdengar di sampingnya. Butuh beberapa detik untuk Elara mencerna apa yang dibahas dan mulai menyuarakan jawaban yang sudah berulang kali dipikirkan.

“Seharusnya aku tidak kabur dari masalah, kan? Lagipun dengan aku kembali menggeluti hal ini, akan baik ke depannya untuk aku dan Ara.”

Bibi Vera di hadapannya itu merenung sejenak yang membuat Elara mulai khawatir apakah dia melakukan kesalahan. Namun tak butuh waktu lama untuk wanita itu menampilkan senyum teramahnya dan menyahut, “Pemikiran yang bagus.” Dia menambahi sambil mengacak rambut Elara sedikit kemudian beralih kepada Mr. Jang yang berada di sofa lain, sedang berbicara dengan Hector.

Bibi Vera tidak langsung menyela pembicaraan kedua lelaki itu tapi menunggu hingga selesai. Sedangkan dalam jedanya, Elara memperhatikan interaksi antara Ara dan Kian di sisi lain sofa yang terlihat heboh.

Sebenarnya hanya Ara yang heboh. Dia tampak bercerita sedangkan Kian menjadi pendengar yang baik.

Dari posisinya sekarang dia tau bahwa anak itu juga memamerkan gambar dengan 5 bintang emas terakhirnya kepada Kian. Memaksa lelaki itu untuk memujinya dengan pujian yang lebih baik daripada guru dan teman-temannya di sekolah.

Kian akhirnya mengucapkan 5 kata pujian dengan wajah terpaksa. Tapi tentu saja itu tidak cukup untuk Ara. Dia meminta lelaki itu mengulang kalimat pujiannya sebanyak sepuluh kali. Elara tertawa dalam hatinya.

Ia tidak pernah tau bahwa dia punya teman kecil sepermainan yang semanis itu.

Suara bibi Vera kemudian mengalihkan pandangan Elara dari dua bocah kecil itu. “Kita bisa membuat konferensi pers untuk menyelesaikan masalah ini, kan?”

“Konferensi pers seperti apa yang kamu inginkan?” itu suara Mr. Jang

“Yang menyebutkan tentang hubungan nyata kalian berdua,” Elara mendengarkan dengan seksama. Sepertinya ini adalah fakta yang bisa menjawab seluruh kebingungannya selama ini. Tapi bibi Vera tidak melanjutkan kalimatnya kemudian.

“Baiklah, aku akan mengaturnya.”

“Bagus. Atur juga beberapa teknisi untuk bergerak cepat menghapus berita buruk yang beredar selama dan setelah konferensi. Dan juga atur beberapa program tv untuk Hil. Aah lupakan. Yang terakhir aku sendiri yang akan mengaturnya.”

Elara hanya bisa diam di sebelah bibi Vera sekarang. Dia cukup takjub dengan wanita kuat di sisinya yang seolah menjadi kepala keluarga dan pengambil keputusan pada Mr. Jang. Betapa harmonisnya mereka. Hal seperti itu sama sekali tidak menimbulkan pertengkaran. Betapa beruntungnya Kian memiliki orang tua seperti mereka.

Pembicaraan mereka tentang konferensi pers berlangsung singkat, diakhiri dengan Mr. Jang yang harus segera pergi ke kantor karena urusan mendadak. Hector, yang baru diketahui Elara bekerja di bawah naungan perusahaan Mr. Jang, juga ikut berangkat bersamanya.  Jadi tersisa para ibu dan anak di rumah itu.

Lihat selengkapnya