Live selesai di jam 5 sore dan setelah mematikan kamera dan peralatan yang lain Elara mengantar para staff sampai depan pintu rumah sebelum mereka menghilang dengan mobil produksinya. Sebenarnya tidak ada kewajiban untuk kamera ditinggal di rumah sang artis, namun untuk kenyamanan selama artis menyetujui peralatan bisa ditinggalkan di rumahnya.
Beberapa artis biasanya melakukan syuting di rumah keduanya atau apartement yang jarang ditinggali jadi meninggalkan peralatan tidak akan memengaruhi apapun. Namun meski rumah Elara bukanlah rumah kedua, tapi meninggalkan beberapa peralatan tidak akan memengaruhi apapun. Aktivitas malamnya hanya berputar di daerah lantai 2, kamar tidurnya dan Ara.
Malam itu Ara tidur lebih awal, mungkin kelelahan karena banyaknya aktivitas mereka sehatian ini. Jadi, Elara cukup senggang sekarang.
Karena belum mengantuk, ia berkeliling di sekitaran kamarnya. Tempat ini yang belum ia jelajahi secara mendalam. Ada beberapa pintu lemari, laci, dan isi lainnya yang dia buka dan lihat.
Mungkin ia bisa menemukan sesuatu yang berarti.
Tapi sampai beberapa saat, selain fakta bahwa mamanya menyimpan banyak pakaian bagus dan sangat variatif, dia tidak menemukan hal istimewa lainnya. Ia akhirnya mendekati meja rias dekat ranjang, mengambil satu novel yang berada di salah satu laci terdekat dan membukanya setelah berbaring di atas ranjang.
Sayangnya, itu bukan novel ...
Tapi buku diary tulisan tangan.
Kertas yang digunakannya masih jenis kertas bagus dan tinta yang digunakannya tidak terlalu hitam tapi juga nampak tak memudar meski sudah berusia panjang. Itu membuat nyaman mata saat membaca. Tulisan mamanya juga cukup rapi dan indah.
Dia sangat kreatif mengemas buku diary menjadi novel.
Mungkin bahkan papanya yang pintar dan bijak tidak akan menyadarinya. Elara menemukan harta bagus sekarang. Membukanya dengan semangat dia menemukan halaman pertama berisi tulisan yang mengulas masa muda mamanya.
Hillaeri, memang terlahir dari keluarga kaya raya, tapi hidupnya tidak sebagus latar belakangnya. Ibunya meninggal ketika melahirkannya, lalu ayahnya menikah lagi dan membawakannya ibu baru beberapa tahun kemudian. Ia tau bahwa ibu baru ini hanya mengincar harta kekayaan keluarganya, namun sebab sampai bertahun tahun dia gagal melahirkan anak yang lain, dia mulai menjadi sosok ibu yang baik bagi Hillaeri.
Tidak bisa dikatakan sebagai ibu yang baik juga, karena dia adalah orang yang menghasut ayahnya untuk mentunangkan Hillaeri yang masih belia untuk urusan bisnis. Memberi banyak kencan buta dan akhirnya ia berhenti pada target terbesar, yaitu tuan muda dari keluarga Jang. Mereka akhirnya sepakat bertunangan hanya karena ingin menyelesaikan masalah kegilaan dari orang tua masing-masing untuk menemukan pasangan.
Namun itu tak berlangsung lama sampai ibunya hamil dan melahirkan anak laki-laki.
Sebelum itu, diari mama Elara ini membahas bagaimana curahan hatinya jatuh cinta pada Hector, salah satu pengawal inti tuan muda Jang. Lelaki itu tampan, baik, dan ramah padanya. Memberikan beberapa perlindungan dan perhatian, meski mungkin itu atas dasar menghormati calon istri bossnya.
Ketika ibunya hamil, pertunangannya menjadi mudah untuk dibatalkan. Lalu ketika anak laki-laki itu lahir dengan susah payah karena usia tua, hidup yang awalnya ia pikir akan bebas tidak pernah menjadi kenyataan.
Ia pikir, ketersiksaan akibat tanggung jawab menjadi anak orang kaya akan berakhir. Ia sama sekali tidak ingin mewarisi bisnis ayahnya yang pasti akan diturunkan kepada anak laki-laki. Tapi, meski tidak mewarisi bisnis, dia tidak pernah bebas.
Malah mungkin lebih tersiksa daripada sebelumnya.
Mungkin, sebelum anak laki-laki itu ada, ayahnya masih peduli padanya. Tapi setelah adik itu lahir, dia selalu menuntut Hillaeri untuk menjadi yang terbaik agar bisa menjadi jalan bagi perkembangan adiknya ke depannya.
Ia cukup tersiksa. Melepaskan banyaknya karir yang ingin dijalaninya di masa depan demi membuka peluang besar bagi sang adik di dunia bisnis. Membantu membangunkan pondasi yang kokoh sampai anak itu tumbuh dewasa.