Pukul 11.50 WIB.
Kita telah sampai di kota Semarang, lebih lambat dari seharusnya sebab aku memang lebih santai menyetir mobilnya. Aku membangunkanmu.
"Sekarang kita ke mana, sayang?"
Yang ditanya masih berusaha mengumpulkan nyawanya kembali, mengucek pelan kedua matanya. "Makan dulu saja ya."
"Oke, siap!"
Kita memilih mampir di sebuah warung makan kaki lima. Kita selalu suka tempat-tempat seperti ini bukan? Katamu dulu, kau lebih memilih ke warung pinggiran jika diajak ke restoran mewah.
"Andaru, setelah ini, siap tidak siap kau harus mengetahui semuanya." Sambil menunggu pesanan kita dibuat, kau memberitahuku. Aku masih belum mengerti maksudmu, Timur.
"Sebenarnya ada apa, sayang? Mengapa dari tadi malam kau aneh seperti ini?"
"Tidak, sayang, tidak ada yang aneh." Kau tersenyum. Senyum getir. Sepuluh tahun hidup bersamamu, apa yang tidak kuketahui darimu, istriku? Adakah yang terlewat dari pantauanku?