Beda Lima Tahun itu Seksi

Trah Aura Najam
Chapter #2

2. Perubahan Alur

Kanina amat bersyukur pada Tuhan karena masih membiarkan dia melalui momen ini, sama seperti di masa lalu.


Pria itu ada disana. Masih berdiri di tempat yang sama, halte bus dekat kampus, dalam kondisi membelakangi cahaya.


Sebelumnya, Anin tidak pernah melihat Luka dengan jelas. Dia hanya menganggap pria itu sebagai pengganggu, dan sesuatu yang menodai pandangan.


Ya, Kanina Halim yang dulu memang amat membenci Luka Daneswara, karena terlalu terbutakan dengan obsesi pada Dilan yang brengsek itu.


Padahal, jika dilihat-lihat lagi, Luka amat menawan. Dengan rahang tegas, tatapan mata tajam tapi mengandung wibawa yang tak dapat diperoleh dengan mudah, tubuh bak pahatan sempurna itu, dan juga... ah, tidak juga, karena pada dasarnya, seluruh fitur yang ada pada Luka amat sempurna, hingga tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.


Mata Kanina berair kala melihatnya. Itu Luka. Suaminya, masih ada disana. Masih bernapas. Masih hidup. Masih bisa menjalani kehidupan normalnya, tanpa perlu diusik oleh Kanina yang buruk dan bejat.


Sudut hati Kanina berbisik, Bukankah seharusnya kamu menghindarinya sekarang agar dia bisa bahagia, Kanina?


Itu masuk akal. Seharusnya, Kanina memang melakukan hal tersebut. Menghindari Luka, agar pria itu dalam menjalani kehidupan bahagia, tanpa dia. Agar Luka tidak mati sia-sia lagi. Agar dia bisa bertemu dengan sesosok perempuan yang mencintainya, yang bisa mengurusnya, yang rela melakukan apapun untuknya.


Tapi kali ini aku bisa melakukannya...


Kanina mengepalkan tangan, berusaha menegaskan keinginannya yang mulai goyah. Tidak. Dia memang ingin Luka bahagia, tapi itu harus dengannya. Agar setidaknya, Anin bisa memperbaiki kesalahannya di masa lalu, dan tidak lagi menyakiti Luka.


Kemudian, ketika Kanina mengambil langkah mendekat, Luka menoleh. Dan netra dengan sorot sekelam malam, seindah dasar lautan itu, akhirnya mengarahkan pandang padanya.


Kanina membeku.


Seharusnya, yang pertama kali dia lakukan saat ini adalah memperkenalkan diri, dan berusaha menampilkan citra terbaik pada dirinya, agar dia bisa diingat Luka dengan kesan menawan.


Tapi, tidak bisa. Kanina tidak bisa menahannya. Keinginannya, dan juga air mata yang perlahan berkumpul di pelupuk mata sebelum mengalir menyusuri pipi itu, menyuruh Kanina untuk segera menipiskan jarak diantara mereka, dan meminta maaf. Dalam rapat, dan erat.


Jadi Kanina benar-benar mengambil langkah itu, dan loncat memeluk Luka, membuat pria itu mau tidak mau memegangi tubuhnya.


Kemudian Kanina menangis. "Luka, maaf, dan terima kasih. Makasih karena kamu masih hidup..."


Kanina berjanji untuk menjadi apa yang Luka inginkan -istri yang baik, yang mau mencintainya dengan tulus. Mungkin, sekarang Kanina belum merasakan apa-apa pada Luka. Tapi dia akan belajar. Kanina akan belajar dan berusaha untuk mencintai Luka, sebagaimana apa yang dilakukan pria itu di kehidupan lalu.


Lihat selengkapnya