Before I fall in love

J U N E
Chapter #1

Prolog

Hari itu, adalah hari yang akan selalu kusimpan dengan baik dalam ingatanku. Hari di mana, selalu menjadi alasanku untuk tetap bertahan bersamanya, sekalipun hati ini, lelah.

Saat itu, langit sore kota Bandung suram dengan awan abu-abunya, air hujan turun dengan rintikan yang derasnya membasahi setiap mobil yang terhenti, karena kemacetan yang selalu terjadi dihari Sabtu.

Beberapa orang mungkin kesal dengan hari ini, dengan kemacetan yang mengesalkan dengan hujan yang turun beramai-ramai membasahi badan mobil, dengan butiran-butiran air hujan menetes dijendela mobil.

Namun tidak denganku, aku tersenyum senang menemukan hujan yang tampak menenangkan ini. Tersenyum pada kemacetan yang menahan kami di sini. Ya, apapun yang terjadi pada semesta akan terasa menyenangkan, saat melewatinya dengan seseorang yang berada di hati.

“Ta? Rista??” Dia memanggilku dengan suara rendahnya, menyadarkan aku dari alam pikiran ini. Kembali pada suatu alasan kenapa aku menyukai semua yang terjadi pada detik ini.

“Iya??” Aku menoleh padanya, mengulum senyum, menatapnya dari balik bulu mata.

“Lagi mikir apa kamu? Dari tadi diem aja,” tanyanya heran menatapku dari sudut matanya, yang sesekali memperhatikan keadaan muka jalan yang padat merayap.

“Cuman bingung. Kenapa Bandung selalu macet setiap weekend?!”

Untuk kali ini, aku bersyukur kami terjebak dalam kemacetan yang tak beralasan ini. Jalanan memang sulit ditebak tidak pernah tahu apa yang akan terjadi, seperti langkah dalam hidup kita tak kuasa untuk menerka-nerka.

“Ya ampun, kirain mikirn apa gitu sampai ngelamun kayak gitu,” ejeknya tertawa kecil melirikku.

“Hehehe.” Aku tersenyum malu menatapnya, senang melihat tawanya sekalipun terkesan mengejek.

Kuselipkan helaian rambut panjang gelombang ini ke belakang, duduk bersandar, menikmati moment ini.

Entah sejak kapan, aku selalu menyukai saat kami bertemu. Entah dimulai dari mana, hanya melihatnya saja sudah membuat aku senang, bersamanya aku bahagia. Apa aku berlebihan menanggapi dirinya yang hadir begitu saja dalam hidupku?

Namun, sekuat tenaga aku menahan segala rasa yang begitu kuat pada laki-laki yang detik ini berhasil menghanyutkan diri. Dirinya berhasil merengkuh hati ini, dirinya berhasil membuat hati ini penuh olehnya.

Apa aku sudah jatuh cinta? Atau hanya perasaan senang karena ada seseorang di sampingku?

Lihat selengkapnya