Lampu tak pernah benar benar menyala di ruangan ini. Kalaupun ada terang itu hanya dari layar laptopku dan juga lampu hias kecil yang kupasang untuk mempercantik meka belajarku. Sisanya? Tidak pernah kunyalakan sekalipun malam menjamu. Sudah seharusnya aku tidak berlarut dalam kegagalan pertamaku, bahkan besok aku sudah harus berangkat ke kota untuk tes yang sesungghunya. Untuk pilihan ku sendiri, aku sudah menetapkan USU jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Jurusan yang hanya segelintir orang tahu. Aku pun tahu jurusan itu karena kakakku mengambil jurusan yng sama tapi di kampus yang berbeda. Apakah itu keinginanku? Jika ingin jujur, ini bukan pilihanku. Tapi aku sudah terlalu tenggelam dengan ketidak percayaan diriku.
“Vya, nak kamu belum tidur? Kamu harusnistirahat loh. Besok kamu harus berangkat kan?”
Ibu mengetuk pintu kamar yang sengaja kukunci. Aku melihat jam dinding di belakangku sudah menunjukkan pukul 00.00 WIB. Tidak baisanya juga ibu menegurku seperti ini. Aku juga tidak ribut sampai mengusik tidur ibuku. Anggap saja itu insting orang tua.
“Iya ma, Navya mau tidur. Tadi kebangun..” bohongku. Aku bahkan hampir tidak pernah tidur dengan benar sejak duduk di bangku SMP. Otakku sepertinya semakin lemah juga karena tidurki yang selalu kurang. Aku sangat paham itu, tapi tetap saja aku tidak bisa tidur dengan cepat.
Aku menutup layar di depanku , dan seluruh ruanganku sudah hampir sepenuhnya gelap. Besok aku akan berangkat menuju tempat tesku, dan besoknya lagi aku akan menjalankan tes yang sesungguhnya. Kali ini aku harus berusaha sekalipun tujuanku bukanlah impianku. Ternyata, sesakit itu berusaha untuk hal yang tidak kita inginkan.
***
“Kamu disana baik baik ya nak..”
“Iya ma..””