Before Metamorphosis

THIRZA EUNIKE SILABAN
Chapter #8

STAN(d) BY ME


Belum ada satu bulan, kuyakin semua akan baik-baik saja tapi sepertinya tidak. Aku semakin tenggelam di dunia penyesalan. Kapan aku akan bisa keluar dari ini semua? Aku melihat pengumuman yang menyertakan beribu nama calon pejuang sekolah kedinasan, dan namaku terselip di sana.

‘’Ma..aku lolos tes administrasi dan mau SKD STAN..’’

‘’Hah yang benar kamu nak? Selamat yahh..’’ itu bukan mama, tapi papa. Reaksinya tidak seperti ini saat aku lolos di PTN, dan sekarang ekspresinya bahkan menunjukkan dia yang lebih senang dari siapapun. Padahal ini masih tahap awal. Itupun aku lolos otomatis dari nilai UTBK ku.

‘’Kamu kapan tesnya?’’

‘’Hm...minggu depan? di kantor BKN ..’’

‘’Itu dekat rumah tante kamu. Kamu cepat aja berangkat dari sini jangan mepet hari tes biar gak kecapekan. Kalau bisa minggu ini kamu udah bisa berangkat? Atau papa bisa antar kamu?’’

‘’Nggak usah pa...lagian kecepatan gak sih aku ke sananya.’’

‘’Loh..biar kamu belajar lagi disana diajarin sama kakak kamu. Kak Sofi kan pintar itu..’’

Papa tidak pernah se-semangat ini. Jauh sekali saat aku lolos di PTN. Mungkin, papa memang lebih mengharapkanku untu masuk sekolah kedinasan. Tidak hanya papa, mama juga. Setidaknya, itu yang membuat mereka bangga kepadaku, maka aku akan melakukan yang terbaik. Tapi entah mengapa aku punya perasaan tidak enak.

 

 

 

***

Baru 2 hari yang lalu aku melihat wajah semangat ayah saat mendengar kelolosan awalku menuju STAN. Bahkan, dia sampai mengumumkannya di grup besar keluarga. Akan sangat memalukan kalau sampai aku tidak lolos tahap selanjutnya. Dan sekarang, aku sudah kembali di rumah yang menampungku saat tes PTN di bulan lalu.

‘’Jadi kamu nyoba STAN juga? Keren bangett..’’

‘’Enggak lah kak, hanya lolos administrasi doang..’’

‘’Dulu kakak ikut yang TPA gitu, kalian nggak ada ya?’’

‘’Tahun ini diambil dari nilai UTBK kak, jadi lompat gitu langsung SKD..’’

Aku menjelaskan yang kuketahui. Aku duduk di atas kasur kakakku. Ada kak Vina yang menjemputku saat pertama kali disini dan kak Sofi, kakak yang menjadi alasanku mengidam-idamkan Universitas Brawijaya. Dia memang begitu pintar, bahkan di beberapa kesempatan kujadikan role model. Perawakan kami juga paling mirip dibandingkan saudara sepupuku lainnya.

Lihat selengkapnya