Ami dan beberapa siswa lain mulai bergerombol untuk keluar dari ruangan musik setelah mendapat tugas bernyanyi solo untuk minggu depan dari guru seni.
Ami pribadi sama sekali tidak mempermasalahkannya karena hobinya bernyanyi, bukan? Tapi lain halnya dengan murid lain, mereka terus berceloteh tentang tugas yang diberikan itu sampai membuat pengap telinga Ami hingga membuatnya benar-benar ingin pergi dari sekolah ini.
Sementara Rifa dan Kiki berjalan beriringan di belakang Ami, lebih tepatnya di belakang siswa yang berjalan di belakang Ami.
"Gue pikir Pak Sam sedikit gila," seru Rifa sambil menatap kosong ke atap.
"Maksud lo?" tanya Kiki tak mengerti dengan ucapan Rifa barusan.
Rifa menoleh ke arah Kiki sebentar lalu beralih menatap ke depan. "Iya, dia itu bener-bener udah gila. Masa iya kita dikasih tugas suruh nyanyi, bukannya kita di sekolahkan itu buat belajar, bukan untuk bernyanyi. Iya, kan?"
Kiki terkekeh pelan mendengar ucapan sahabat karibnya itu. "Emang lo dateng ke sekolah ini buat belajar?" tanya Kiki lalu disusul dengan gelak tawanya.
Sontak saja Rifa langsung menjitak kepala Kiki karena merasa geram dirinya menjadi bahan ledekan sahabat karibnya itu. "Gini-gini juga gue pinter!" serunya kemudian.
Kiki yang merasa sedikit kesakitan karena mendapat pukulan dari Rifa langsung meringis pelan. "Aish, dasar gila!" serunya kemudian. "Iya, lo ke sini buat belajar, belajar nembak cewek. Ya, kan? Haha...."
Sebelum Rifa memukul kepala Kiki untuk kedua kalinya, Kiki langsung mengalihkan pandangan Rifa dengan memanggil Ami.
Rifa lalu langsung menoleh mengikuti arah pandang Kiki.
"Ohoho, si cewek aneh!" seru Rifa sambil berlari-lari kecil ke arah Ami lalu disusul oleh Kiki.
"Oy!" seru Rifa sambil menempelkan jari telunjuknya di lengan Ami lalu berjalan di sebelah kanan Ami, sementara Kiki langsung menempati posisi di sebelah kiri Ami.
Ami menoleh melihat Rifa dan Kiki yang kini sama-sama berada di sebelahnya.
"Mwo?" tanya Ami, dan tentu saja ucapannya sama sekali tak dimengerti Rifa, sementara Kiki hanya tersenyum melihat ekspresi Rifa yang tidak mengerti itu.
"Mwo?" ulang Rifa. "Lo selama ini ngomong apaan sih, bahasa lo aneh tau gak?" tanya Rifa.
Otomatis Kiki dan Ami tersenyum mendengar ucapan Rifa.
Rifa menoleh menatap Kiki yang masih dalam keadaan tersenyum. "Kenapa lo senyum-senyum? Emang ngerti?" tanya Rifa.
Kiki malah kembali tersenyum. "Apa," serunya pelan namun masih bisa terdengar oleh Rifa dan Ami.
"Apa?" ulang Rifa. "Gue kan tadi nanya, kenapa lo malah nanya balik?" dengus Rifa pelan.
"Maksud Kiki yang gue ucapin tadi dapat diartikan APA. A-P-A, mengerti?" kini Ami yang menjawab, lalu terlihat Rifa yang sedikit mendengus kesal.
"Ck, dari mana lo belajar bahasa itu?" tanya Rifa pada Ami. "Lo juga!" lanjutnya sambil menunjuk Kiki dengan dagunya.
"Bukan urusan lo." Ami kembali menjawab lagi.
"Aish..." Rifa kembali mendengus lagi, namun kini tidak digubris oleh Ami.
"Oh ya!" seru Rifa kemudian. "Buat project solo, lo mau nyanyi lagu apa?" tanya Rifa pada Ami.
Ami otomatis langsung memandang Kiki lalu sama-sama tersenyum sambil memperlihatkan deretan giginya.
"K-pop!" seru mereka bersamaan sambil mengangkat jari telunjuknya yang diarahkan ke Rifa.
"K-pop?" tanya Rifa ragu, lalu Ami dan Kiki mengangguk secara bersamaan.
"K-pop?" tanya Rifa sekali lagi karena ingin memastikan apa yang diucapkan oleh Ami dan Kiki benar.
"Iya, K-pop." Ami menjawab lagi.
"Wah...," seru Rifa akhirnya sambil menyeringai ke arah atap lalu kembali melihat ke arah Ami.
"Kenapa?" kini Kiki yang bertanya duluan.