Ami baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih menempel menutupi tubuhnya. Saat hendak mengambil pakaian, pandangannya teralihkan dengan getaran ponsel yang berada di atas kasurnya. Ami beranjak meraih ponsel itu. Dilihatnya sebuah pesan yang baru saja masuk dari Rifa. Akhirnya ia mulai membukanya dan membaca pesan itu.
Rifa :*
Ami...
Sayang
Aku rindu
Ami langsung tersenyum melihat pesan itu. Ia segera duduk di pinggiran kasur. Bahkan ia melupakan kalau dirinya masih memakai handuk. Ami sengaja tidak membalas pesan itu. Ia yakin sebentar lagi pacarnya itu akan mengomel panjang lebar karena Ami tidak membalasnya, tapi Ami suka dengan itu. Dan benar saja, Rifa langsung mengiriminya beberapa pesan yang langsung membuat senyuman di wajah Ami merekah kembali.
Rifa :*
Read?
Di read doang?
Yakin?
Kamu lagi nggak ngerjain aku, kan?
Ami langsung menutup mulutnya menahan tawa setelah membaca pesan dari Rifa tadi.
Rifa :*
Kamu nggak rindu juga sama aku?
Kenapa terus di read doang sih!
Kamu marah?
Kamu masih marah gara-gara aku bohong sama Mama kamu soal peringkatmu itu?
Ami langsung mengingat kejadian itu. Oke, sekarang Ami jadi punya alasan untuk pura-pura marah pada Rifa.
Ami
Apa?
Rifa :*
Singkat banget.
Ami
Maumu gimana?
Rifa :*
Kamu beneran masih marah sama aku?
Rifa :*
Hmm
Rifa :*
Kamu marah?
Serius?
Ami
Hmm
Rifa :*
Kenapa hmm hmm terus?
Jawab dong,
Masih marah nggak?
Ami
Hmm
Rifa :*
Keyboardmu bermasalah, ya?

Ami langsung terpingkal-pingkal mendengarnya. Candaan apa itu? Apa Rifa sekarang sedang berusaha agar membuat dirinya tidak marah? Oh, bahkan saat ini Ami memang sedang tidak marah.
Ami
To the point
Rifa :*
Hei, dari tadi kan aku to the point
oke, aku tanya sekali lagi,
kamu masih marah sama aku?
Ami
Ya
Rifa :*
Seriusan?
Aku ke rumahmu sekarang.
Eh, Rifa bilang apa tadi? Dia bakalan ke rumah? Ami buru-buru langsung membalasnya.