Begin

Fiha Ainun
Chapter #30

DUA PULUH SEMBILAN

Ami yang baru saja duduk di kursi kantin bersama dengan Kiki dan juga Bambam merasakan sakit di perutnya, ia ingin buang air kecil sekarang.

"Gue ke toilet bentar, ya," seru Ami dan langsung pergi meninggalkan mereka berdua. Kebetulan arah ke kamar mandi dia harus melewati ruang UKS dulu. Baru saja ia melewati ruang UKS, ia jadi teringat kalau di ruangan itu juga ada sebuah kamar mandi. Daripada harus pergi ke toilet siswa yang jauh, lebih baik menumpang di toilet UKS saja, bukan?

Akhirnya Ami berbalik memasuki ruangan UKS itu. Ia membuka pintu UKS dengan pelan dan hati-hati karena takut kalau ada siswa yang sedang istirahat akan terganggu karena keberadaan Ami. Namun yang ia dapati saat baru membuka pintu membuat dadanya benar-benar sesak. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Rifa meraih tubuh Elsa dan memeluknya. Apa-apaan? Apa yang terjadi? Jadi, ini alasan Rifa menolaknya untuk makan siang bersama?

Ami memilih diam tidak mengeluarkan suara. Ia yakin mereka berdua tidak menyadari keberadaannya karena mereka berdua berdiri sedikit jauh dari Ami.

Ami penasaran sekarang, apa yang akan mereka bicarakan? Masa bodoh dengan perasaannya, toh air mata yang sekarang sudah mengalir di pipinya dapat terkalahkan dengan rasa penasaran Ami.

"Lo berubah, Rif. Sekarang lo sering bentak gue..." Terdengar ucapan Elsa dengan nada lirih. Ami sedikit tidak tega mendengarnya. Namun apa yang barusan Elsa katakan?

Berubah? Rifa berubah? Memang dulu Rifa seperti apa?

Rifa hanya diam saja di sana. Mungkin ia berusaha untuk menenangkan perasaan gadis itu. Tapi, hei! Justru perbuatannya membuat gadis yang satunya lagi menatapnya dengan tatapan kebencian. Pacarnya sendiri dibiarkan untuk melihat adegan mesra seperti ini?

"Gue tau sekarang lo milik Ami. Tapi apa lo lupa, sebelum Ami ke sini, yang sering berada di samping lo siapa? Gue, Rif. Gue!"

Lo tau Rifa milik gue? Tapi apa yang lo lakuin sekarang? batin Ami lirih.

Tapi apa yang barusan Elsa katakan? Sebelum ia ke sini? Sebelum ia ke sini, ada hubungan apa di antara mereka berdua?

"Gue tau gue salah karna waktu itu gue nolak lo di depan umum. Bukan karna gue gak sayang sama lo, Rif. Gue sayang. Cuma gue punya alasan waktu itu tapi lo gak mau dengerin alasan gue."

Nolak? Jadi waktu itu... gadis yang menolak Rifa didepan umum... Elsa? Kenapa Rifa tidak pernah mengatakannya?

"Apa alasannya?" Terdengar suara Rifa yang tadi hanya diam saja mulai bertanya.

"Gue trauma sama yang namanya jatuh cinta. Lo tau, kan cerita tentang masa lalu gue sama Ami?"

Jadi gara-gara masa lalu itu lo nolak Rifa? Lo trauma, Els?

"Gue cuma takut kejadian itu terulang lagi. Gue takut seseorang yang dekat dengan gue bakalan merebut orang yang paling gue sayangi, kayaK Ami waktu itu. Bahkan gara-gara kejadian itu gue harus kehilangan Salsa, saudara kembar gue."

Ini apa-apa an sih! batin Ami. Kenapa mereka berdua membuat Ami seolah bodoh di sini. Ami tidak tahu sama sekali tentang mereka, tentang mereka yang dulu saling jatuh cinta. Dan sekarang, Apa yang sudah Ami lakukan? Ami sudah merebut orang yang disayangi Elsa! Rifa membuat Ami mengingkari janjinya untuk tidak merebut orang yang Elsa sayang.

Kenapa ini harus terjadi?

"Gue minta maaf..." Terdengar suara Elsa lagi yang membuat Ami langsung muak dengan semua keadaan ini.

"Jadi, ini rahasia besar yang sama sekali gue gak tau?" Terdengar suara Ami yang sedikit gemetar dan langsung membuat keduanya menoleh.

Rifa yang menyadari keberadaan Ami langsung mendorong Elsa untuk melepaskan pelukannya. "Ami," kagetnya. Rifa benar-benar terkejut sekarang.

Ami tertawa hambar sambil mengalihkan pandangannya untuk menyeka air mata yang mengalir di pipi, lalu kembali menatap ke arah mereka berdua. "Gue bodoh banget sampai gak tau semua ini."

"Ami. Ini gak seperti yang kamu pikirin!" seru Rifa sambil melirik ke arah Elsa meminta Elsa untuk menjelaskannya juga, namun tampaknya gadis itu masih cukup terkejut hingga membuatnya terus mematung seperti itu.

"Ami," seru Rifa lagi lalu berjalan mendekati Ami hendak meraih tangannya namun segera Ami tepis. Rifa kaget melihat Ami yang sekarang bahkan tidak mau disentuh olehnya.

"Makasih udah ungkapin semuanya dan buat gue yang bodoh ini sadar!" Ami menarik napas perlahan lalu tersenyum getir. "Maaf udah hadir di hidup kalian dan menghancurkan segalanya."

Setelah berucap seperti itu, Ami langsung pergi keluar ruangan dan membuat Rifa ikut mengejarnya. Elsa yang merasa ini juga berhubungan dengannya akhirnya ikut mengejar Ami di belakang Rifa.

"Ami!" teriak Rifa sambil berlari mengejar Ami.

Keadaan di sekolah sangat ramai karena jam istirahat sedang berlangsung. Itu membuat semua mata tertuju ke arah Ami, Rifa dan Elsa yang tengah melakukan aksi kejar-kejaran, namun Ami tidak peduli. Ia bahkan sudah tidak bisa mengontrol tangisnya saat ini.

Namun saat dirinya mulai melangkah ke lapangan, ia merasakan tubuhnya menabrak seseorang. Ia tidak melihat orang itu tadi karena ia terus berlari sambil menutupi wajahnya dengan tangan.

Lihat selengkapnya