---
Setelah acara amal itu berakhir ia kembali ke kamar hotel sebelah gedung yang dipakai acara amal tadi, namun setelah menulusuri koridor hotel ia mendengar suara gaduh dan diselingi suara teriak wanita. Awalnya ia tidak ingin ambil pusing, tapi karna dia cukup peduli, ia pun menghampiri kamar itu. Kebetulan sekali kamar hotelnya itu tidak terkunci. Begitu ia masuk ia melihat seorang wanita sedikit lagi gaunnya terbuka. Sedangkan pria itu mencoba untuk membukannya.
Tanpa pikir panjang, Genta meremas kerah baju pria itu dan mendorongnya kelantai.
"Kau siapa!?" ucapnya dengan nada orang yang sedang mabuk.
Tanpa menjawab Genta melayangkan pukulannya tepat diwajah pria itu. Jatuhlah pria itu dan tidak sadarkan diri. Melihat itu Genta akhirnya menoleh ke wanita yang berada di kasur. Dia cukup terkejut ketika tahu wanita yang hampir dilecehkan itu adalah Claude.
Karna Gaunnya cukup terbuka, Genta memberanikan diri membuka Jasnya dan menutupi tubuh Claude. Ia mencoba menepuk-nepuk wajah wanita itu namun ia sudah tidak merespon mungkin karena pengaruh alkohol yang banyak.
Ia pun menggendong tubuh Caude ala brigade stayle menuju kamarnya tidak lupa barang-barang Calude juga ia bawa, seperti high heels dan tasnya. Sesampainya dikamar ia mendudukkan Claude dipinggiran kasur, karena Claude mulai terlihat sadar. Dia mengambil kota p3k yang ada dikopernya untuk memberikan obat pada luka memar dan luka basah milik Claude.
Namun Calude memberontak. "Panas!" gaun yang ia pakai memperlihatkan bagian dadanya yang terbuka yang hanya ditutupi oleh bra straplees berwarna beige.
Sontak Genta melemparkan jasnya yang tadi sempat Claude buka kearah tubuh Claude. Genta mencoba membawa tubuh Claude untuk masuk lebih dalam kekasur. Sebelum menarik dirinya, kedua tangan Claude melingkar dilehernya. Membawa wajah mereka saling berdekatan. Nafas dari keduanya saling beradu. Dengan jarak yang begitu dekat Genta bisa melihat wajah cantik dari Claude.
Belum sempat mengamati lama, tangan Claude yang melingkar itu, membawanya kembali masuk kedalam pelukannya. Genta hanya menopang tubunya dengan kedua tangannya.