Behind The Mask

Retchaan
Chapter #22

BTM ~ 22

---

Langkahnya membawa ia keluar dari klub, turun ke parkiran, dan di sana Dipta sudah menunggunya.

Ia menyerahkan map berisi dokumen. “Ini data tentang Ruel. Mungkin bisa membantumu lacak aliran dana itu di perusahaannya.”

Dipta menerima dokumen itu dengan alis terangkat. “Dari mana Anda dapat ini?”

“Samuel.”

“Pak Samuel?” Dipta menyipit. “Musuh Pak Ruel. Apa yang Anda tukar dengannya? Tak mungkin dia memberikannya cuma-cuma.”

Genta menatap lurus ke depan. “Awalnya aku ke sana bukan karena Ruel. Tapi saat dia menyebut dokumen ini, aku tahu itu peluang. Kita harus pastikan apakah benar dana dari lukisan ibu mengalir ke perusahaan Ruel, atau justru ada orang di perusahaannya yang bermain sendiri?”

Dipta mengangguk pelan. “Anda mau langsung pulang?”

Genta menggeleng, lalu menyodorkan kunci mobil. “Kau pulang saja. Bawa mobilku.”

Dipta tampak ragu. “Pak Genta?”

“Aku ingin bersantai dulu,” jawabnya singkat, pandangannya menerawang ke arah jalan malam yang lengang.

---

Pria itu kembali ke dalam klub, namun kali ini bukan menuju ruangan di lantai atas. Ia memilih duduk di kursi tinggi depan bartender, memesan satu gelas dan meneguknya perlahan. Pandangannya kosong, kalah oleh gemerlap orang-orang yang melompat-lompat riang di lantai dansa.

Tapi sesuatu mengganggunya—seorang wanita di tengah kerumunan. Wajahnya samar, tapi kalung yang dipakainya tampak sangat familiar.

Tanpa pikir panjang, Genta bangkit. Kepalanya berat karena alkohol, tapi sorot matanya tak lepas dari kalung itu. Semakin dekat… semakin jelas kalung itu di matanya. Tapi belum sempat ia melihat wajah si wanita tubuhnya limbung, lalu ambruk. Ia jatuh tepat di kaki wanita itu.

“Clau, kau apain dia?” tanya Belle, terperangah melihat pria tinggi besar roboh begitu saja.

“Ya mana aku tahu? Aku bahkan tidak nyentuhnya!” sahut Claude, menunduk dan melihat wajah pria yang jatuh. Matanya langsung membelalak.

"Ini… Tuan Krieger?" gumamnya. 

Belle membungkuk, ikut memeriksa. “Krieger? Yang bos Chery&Bhit itu?”

Claude mengguncang tubuh Genta. “Tuan Krieger? Halo?," tapi tak ada respons.

“Udah, angkat aja dulu. Sebelum kita jadi pusat perhatian,” desis Belle cepat.

Claude melotot. “Kau pikir gampang gotong manusia segede ini? Dia kayak… satu set alat gym!”

“Bukan gede, tapi kekar,” Belle mengangkat alis dengan nada geli.

Lihat selengkapnya