Behind The Window

Rayi Nanda Siti
Chapter #6

Gara-gara Konten

Setelah melihat apa yang Bagas lihat, Jessy percaya padanya. Dia tidak berbohong. Jessy dan Panji mencoba berpikir positif. Mereka berpikir mungkin itu tukang yang sedang memperbaiki rumah kosong itu. Tak lama pikiran itu dipatahkan oleh firasat mereka. Mana mungkin ada orang yang bekerja pada dini hari.

Jessy dan Panji memutuskan untuk tidak menceritakan tentang ini ke siapa pun, tapi mereka akan terus memantau, apakah orang-orang yang ada di rumah itu berbahaya atau tidak. Malam berikutnya, Jessy mencoba melihat lagi rumah kosong itu di balik jendela kamar rooftop di jam yang sama, begitu pula dengan Panji di rumahnya. Jessy memaksakan matanya untuk tetap terbuka, agar ia bisa memastikan seperti apa orang-orang itu. Ia menunggu hingga azan subuh berkumandang, tapi lampu rumah itu tidak menyala. Jessy bertanya-tanya , apakah mereka sudah tahu bahwa keberadaan mereka sudah diketahui orang lain. Malam-malam berikutnya pun tetap sama. Tak ada tanda-tanda lagi dari penghuni rumah kosong itu.

Rumah kosong itu pun mulai Jessy lupakan, begitu pun dengan orang-orang yang mengetahui tentangnya. Seiring berjalannya waktu, mereka tetap melakukan aktivitas mereka seperti biasa. Siang itu, Panji dan Alex sedang berada di rumah Jessy sejak pagi tadi. Mereka sedang menemani Jessy dan Bagas, karena orang tua mereka sedang ke luar kota. Mereka sedang tidak di rooftop. Mereka berada di ruang keluarga. Jessy dan Panji sedang mengurusi pekerjaan mereka sedangkan Bagas dan Alex bermain PS. Mereka semua sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing.

“Ah, capek! Kalah mulu!” keluh Bagas sambil bersender pada sofa. “Payah ah!” ejek Alex. “Bodo amat! Gue mau nonton Youtube aja!” kata Bagas dengan posisi tiduran di sofa.

“Wah channel Youtubenya Om Diki trending, hebat-hebat!” kata Bagas heboh. “Tentang apa video sampe tranding gitu?” kata Alex penasaran. Jessy dan Panji ikut menyimak apa yang dilakukan mereka berdua.

“Kasih liat saldo ATM emang boleh Kak?” tanya Alex pada Panji. “Bukan enggak boleh, tapi mending enggak usah. Bahaya!” jawab Panji.

“Kok nanya gitu, Lex?” tanya Jessy pada Alex. “Ini konten Youtubenya Om Diki isinya bongkar isi saldo ATM artis-artis,” sahut Bagas.

“Apa? Bongkar isi saldo ATM? Diliatin gitu nominal saldonya?” sahut Jessy terheran-heran. “Buat apa sih ngeliatin saldo ATM gitu? Buat pamer apa kehabisan ide sih? Enggak ngerti gue sama content creative sekarang, enggak berfaedah!” gerutu Jessy.

“Demi berjuta-juta viewers apapun akan dilakukan,” tambah panji. Jessy cukup terkejut dengan adanya konten tersebut. Jessy tahu mereka kaya, tapi tak usah memperlihatkan saldo ATM mereka pun, semua orang juga sudah tahu dari gaya hidup mereka.

Kita hidup di dunia yang semakin canggih. Jika kita terlalu membuka akses apapun bentuknya, Jessy takut ada orang tak bertanggung jawab memanfaatkan situasi tersebut.

“Mereka enggak takut apa ya? Banyak di luar sana Hacker-hacker tidak bertanggung jawab yang bisa membobol ATM mereka,” komentar Jessy lagi.

“Bagas, Alex! Udah enggak usah di tonton lagi itu!,” Panji memperingati mereka. Mereka meninggalkan pembicaraan konten tidak berfaedah itu dan kembali melakukan aktivitas mereka lagi.

Sudah beberapa hari ini turun hujan. Jessy dan Bagas jarang berada di rooftop. Jika hujan turun, mereka tidak berani berada di rooftop karena mereka akan kedinginan. Mungkin di atas angin akan terasa lebih kencang. Karena itu pula Jessy sudah jarang mengawasi rumah kosong itu.

Pagi itu Jessy bangun dan langsung turun ke bawah untuk sarapan. Pada saat bangun tidur, Jessy merasakan rasa lapar yang begitu dahsyat. Ia melihat Mama sedang memasak. “Mah udah mateng belom? Aku udah lapar nih!” tanya Jessy sambil memegang perutnya yang dari tadi sudah keroncongan.

“Belumlah!” sahut Mama. “Laper banget Mah!” rengek Jessy. “Makan roti dulu sana!” Mama menunjuk ke arah meja makan. Lapar membuat Jessy tidak bisa berpikir. Padahal ia bisa saja makan roti selagi menunggu Mama masak daripada merengek tidak jelas.

Selagi menunggu Mama menyiapkan sarapan. Jessy duduk di depan televisi sambil memegang roti. Ia menyalakan televisi dan mencari saluran berita pagi. Berita pertama yang di tanyakan cukup membuat Jessy kaget.

Lihat selengkapnya