Akhir pekan ini Jessy cukup sibuk. Ia sibuk mempersiapkan produk baju onlinenya. Ia tidak ada waktu bermain dengan Bagas. Untungnya ada Alex datang ke rumah. Jika ada Alex biasanya mereka akan bermai di luar. Bagas selalu di dalam rumah.
“Gas maen layangan yuk?” ajak Alex. “Ayo! Dimana?” tanya Bagas pada Alex. “Di lapang ujung sana deket pos satpam,” jawab Alex. Tak lama kemudian mereka pun sudah siap untuk bermain layangan.
Mereka berjalan keluar rumah dengan perasaan antusias. Mereka terlihat bersemangat sambil membawa layangan di tangan mereka.
“Kak Bagas! Mau main layangan ya?” tanya Fatir anaknya Mas Roy. “Iya Fatir! Mau ikut main?” ajak Bagas dengan mengacungkan layangannya
“Mamah! Mamah, aku mau ikut Ka Bagas, boleh ya?” panggil Fatir pada Mamanya sambil meminta izin. “Emang, kamu punya layangannya?” tanya Mama Fatir atau Mbak Tita yang keluar dari rumah.
Bagas dan Alex menyapa Mbak Tita. “Siang, Tante!” Siang Bagas, Alex! balas Mbak Tita.
“Kamu kan enggak punya layangan, nak!” kata Mbak Tita pada Fatir sambil mengelus kepala Fatir. “Aku ikut liat Ka Bagas maen aja,” jawab Fatir sambil menunjuk ke arah Bagas
“Bagas, Alex, Fatir boleh ikut kalian?” tanya Mbak Tita. Bagas dan Alex saling berpandangan. Mereka berdua merasa sedikit keberatan jika harus mengajak Fatir. Namun, akhirnya Fatir dan Alex mengizinkan Fatir ikut bermain dengan mereka.
“Fatir, Om Riki videoin pas Fatir maen ya?” tiba-tiba seorang pria keluar dari rumah Fatir. Sepertinya dia salah satu kru Mas Roy.
“Aku enggak mau di videoin! POKONYA ENGGAK MAU!” teriak Fatir menolak. “Ok ok, enggak di videoin,” Mbak Tita menenangkan dan menyuruh Om Riki masuk ke dalam rumah.
Mereka bertiga bermain bersama. Fatir hanya melihat Bagas dan Alex bermain layangan. Mereka bertiga sesekali tertawa bersama. Fatir pun sesekali memegang kendali layangan Bagas. Mereka tidak menyadari langit sudah mendung.
Angin yang cukup kencang membuat layangan Alex putus. Fatir berlari mengikuti arah layangan itu. Layangan itu jatuh lumayan jauh. Fatir mengikuti arah layangan yang akan jatuh. Akhirnya layangan itu pun jatuh di sekitar selokan. Fatir bingun bagaimana ia harus mengambil layangan itu, tiba-tiba.....
“Fatir mau Om bantu?” Seorang pria dengan senyum yang merekah mendekati Fatir. “Iya Om, tolong ambilin layangan itu,” kata Fatir menunjuk ke dalam selokan. Si pria itu turun ke dalam selokan mengambil layangan yang di maksud Fatir.
Si pria itu memberikan layangan itu pada Fatir. “Makasih Om,” Fatir berterima kasih pada pria itu.