Kasus pembakaran mobil Om Diki masih belum selesai. Kasus ini akan kembali melakukan penyelidikan karena dalam bukti rekaman kamera pengawas, ada orang lain yang mencurigakan. Selain memeriksa seluruh kamera pengawas yang ada di komplek kami, polisi juga mengintrogasi kembali Om Diki, Pak Jamal, Pak Danu bahkan Jessy dan Panji juga. Polisi curiga jika ada orang dalam yang terlibat dalam kasus pembakaran.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Semenjak Jessy dan Bagas memberi tahu keluarga Mas Roy, bahwa ada yang menguntit anaknya, Mas Roy meminta orang-orang kepercayaannya untuk menjaga Fatir di mana pun berada. Mbak Tita tidak selalu ada di samping Fatir. Kadang dia tidak ikut mengantar anaknya sekolah. Fatir masih sekolah di Taman Kanak-kanak. Untungnya sekolahan Fatir memiliki sistem keamanan yang cukup ketat.
Fatir adalah anak dari selebriti terkenal yang semua orang kenal keluarganya dan cukup dari kalangan konglomerat. Pasti banyak orang mengenalnya dan mengidolakannya. Hal yang ditakutkan adalah orang jahat yang ingin memanfaatkan atau bahkan mengincarnya untuk hal-hal buruk. Hal terakhir itu yang paling di takuti oleh siapa pun. Jika Mbak Tita tidak ikut mengantar ke sekolah, pengasuh Fatir dan orang-orang kepercayaan Mas Roy pasti ikut.
Jessy dan Bagas tidak memberi tahu Om Diki, karena kami pikir Om Diki sudah terlebih dahulu meningkatkan keamanan pada anggota keluarganya semenjak peristiwa pencurian beberapa hari lalu. Jika tidak sedang bersama orang tuanya, kadang anaknya, Nugie ikut mobil Fatir atau bahkan begitu sebaliknya. Dengan ketatnya keamanan mereka, semoga orang mencurigakan itu tidak menguntit Fatir lagi atau siapa pun itu.
Keadaan komplek Blok D sekarang sangat amat. Siapa pun yang masuk akan di data dan diperiksa terlebih dahulu. Personel keamanan di tambah tiga orang. Kini menjadi enam personel hanya untuk Blok D. Orang-orang di komplek ini emang orang-orang yang berani bayar mahal demi kenyaman dan keamanan mereka sendiri. Dulu hanya ada dua shift, siang dan malam dengan durasi kerja yang panjang. Kali ini akan ada tiga shift. Masing-masing shift akan ada dua orang yang jaga. Shift pertama yaitu pagi, masuk jam 06.00-13.00 siang, shift ke dua yaitu siang, masuk jam 13.00-21.00 malam, dan shift ketiga yaitu malam, masuk jam 21.00-06.00 pagi. Di shift malam ada lembur satu jam.
Tiga orang personel baru itu ada Pak Agus, Pak Dodi, dan Pak Hendri. Di setiap shift akan bergantian waktu shift dan pasangan shift. Mereka sudah dilantik oleh Papa dan diperkenalkan ke para penghuni komlpek Blok D. Semoga dengan banyaknya satpam ini membuat komplek ini jauh lebih aman.
Malam itu sudah menunjukkan pukul 20.30. Sebentar lagi akan ada pergantian shift. Pak Danu dan Pak Agus terlihat dari kejauhan sedang berjalan menuju pos. Merekalah yang akan bekerja pada pada shift malam menggantikan shift siang Pak Jamal dan Pak Hendri. Suasana malam itu cukup dingin karena sejak siang sudah turun hujan yang lebat dan saat ini sudah reda. Pak Agus dan Pak Danu datang dengan berjalan kaki dari rumah masing-masing sambil menggunakan payung besar bermotif bunga yang sepertinya milik istri mereka masing-masing dan tak lupa juga mengenakan jas hujan dan sepatu boot.
“Assalamualaikum,” salam Pak Danu ketika tiba di pos kepada Pak Hendri yang saat itu hanya ada dia di pos.
“Waalaikumsalam, Bapak-bapak terhormat,” kata Pak Hendri dengan tatapan meledek. “Payungnya simpan di luar ya!” tambah Pak Hendri dengan suara lembut meledek.
“Baik Pak Bos! Awas ya kalo pulang pinjem payung saya!” ancam Pak Danu sambil bercanda karena Pak Hendri dari tadi meledek Pak Danu soal payung yang dibawanya.
Sejak tiba di pos, Pak Agus langsung masuk dan berganti baju tugas di kamar mandi, dan ia pun langsung duduk mengawasi kamera pengawas.
“Apes banget tugas malam ini malah pas lagi dingin-dinginnya,” gumamnya. “Di kulkas ada minuman yang dingin enggak ya selain air es? tanyanya sambil berjalan menuju kulkas.
Pak Danu yang sedari tadi di luar mengurusi payung, jas hujan dan sepatu boot yang terlihat berantakan, akhirnya ia masuk dan langsung menuju toilet untuk berganti baju tugas.
“Wah ada kopi botol dingin ini! Cocok ini selain seger bikin melek juga buat jaga malam,” gumamnya sambil mengambilnya di kulkas dan langsung membukanya. Pak Agus tidak meminum langsung dari botol itu melainkan menumpahkannya pada sebuah gelas hingga gelas itu hampir penuh. Sisa kopi dari botol kopi itu, ia masukan kembali ke kulkas.
“Masa dingin-dingin gini minum minuman dingin sih Pak Agus? Yang ada minum minuman anget, kopi panas misalnya,” komentar Pak Hendri sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Wah segarnya!” mata Pak Agus berbinar seolah-olah mendapatkan tenaga dan menjadi lebih bersemangat setelah meminum kopi itu. Kopi yang ada di cangkir masih tersisa, sepertinya ia ingin menikmati kopi itu perlahan-lahan.