Behind The Window

Rayi Nanda Siti
Chapter #13

Mencari D1

Pada tengah malam, Om Diki baru saja pulang syuting. Sekarang ia memiliki acara televisi. Semenjak ia mengklarifikasi tentang video yang beredar, ia kebanjiran tawaran bekerja. Banyak yang simpati padanya.

Malam ini, istri Om Diki sudah menunggu kepulangan suaminya. Dengan mata yang sembab karena terus-menerus menangis ia mondar-mandir merasa takut akan anak bungsunya yang kini diculik. Pintu terbuka “Assalamuaikum!” Om Diki memasuki rumahnya. “Ya Allah, lu dari mana aja sih! Gue teleponin lu dari siang!” Sang istri langsung melontarkan nada tinggi pada Om Diki.

“Ya ampun! Laki baru datang, lu langsung aja sentak gue! Bukannya disambut! Lu punya masalah apa sih sama gue!” Om Diki balik menyentak.

“Nugie anak lu di culik tadi siang! Setidaknya lu tuh angkat telepon istri! Duit aja lu yang lu peduliin!” Sang istri langsung memberi tahu Om Diki dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

“Apa? Kok Bisa?” Om Diki terkejut mendengar bahwa Nugie diculik. “Lu ngapain aja ampe bisa anak lu di culik?” tambah Om Diki sambil menyalahkan istrinya.

“Dari pagi sampe siang, gue bolak-balik anterin barang-barang lu buat syuting! Gue harusnya jemput Nugie tepat waktu! Gara-gara lu, Nugie jadi ilang sekarang!” keduanya saling menyalahkan satu sama lain. Bukan solusi atau saling menguatkan tapi semuanya berakhir dengan pertengkaran.

Di tangga menuju lantai dua rumah Om Diki, Sang anak sulung, Kakaknya Nugie, Nindy melihat pertengkaran Ibu dan Ayah mereka. Ia merasa geram dengan kelakuan orang tuanya yang begitu egois. Mereka selalu bertengkar jika ada masalah.

“Ayah! Ibu! Bisa enggak sih kalian tuh enggak usah berantem? Coba kalian tuh ngomong baik-baik! Emang dengan kalian bertengkar, Nugie bakal pulang! ENGGAK!” teriak Nindy yang sudah tidak bisa menahan amarahnya.

“Eh! Jangan ikut campur! Pergi sana! Cari duit yang banyak! Dasar anak enggak berguna!” ucap kasar Om Diki.

Mendengar ucapan kasar Sang Ayah, Nindy memalingkan wajahnya sambil menangis dan berlari ke kamarnya. Melihat ang anak menangis, istri Om Diki langsung berlari mengikuti putrinya itu.

Nindy sebenarnya anak angkat Om Diki. Ia diadopsi dari kerabat Om Diki yang saat itu orang tua kandungnya meninggal dunia karena kecelakaan. Nindy, gadis yang cantik, dan selalu berprestasi di sekolah. Ia anak yang sangat rajin, baik rajin belajar, rajin membantu pekerjaan rumah walaupun di rumah Om Diki ada asisten rumah tangga, bahkan ia pun rajin beribadah. Ini semata-mata ia lakukan untuk membalas kebaikan Om Diki dan istrinya. Tapi semenjak Nugie lahir, Om Diki dan Istrinya kurang memperhatikan dia. Khususnya Om Diki yang seakan-akan tidak menganggapnya ada. Apalagi setelah Om Diki menjadi orang yang cukup kaya, ia menjadi sangat arogan. Nindy seumur dengan Jessy, tapi mereka jarang bahkan hampir tidak pernah bertemu secara langsung. Jessy hanya pernah melihatnya sesekali. Ia sangat pendiam dan tertutup.

Setelah Istri dan anaknya pergi ke lantai dua, Om Diki langsung mengeluarkan handphonenya dan menghubungi seseorang. “Sudah ketemu orang-orang itu?” tanyanya pada orang yang ada di telepon. “Maaf bos! Kita belum menemukan mereka!” jawab orang yang ada di telepon dengan suara merendah. “Kenapa belum ketemu? Masa cari orang aja enggak becus! Cari sampai ketemu!” teriak Om Diki dengan wajah yang memerah sambil menutup sambungan teleponnya.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Keesokan pagi, Fatir perlahan membuka mata dan dari mulutnya terucap nama Nugie. Mama dan Papanya mencoba membangunkan Fatir, “Nak! Ini Mama sama Papa! Bangun, Nak! Fatir mencoba untuk bangun dan orang tuanya membantunya.

“Mah, Nugie gimana?” dengan suara parau Fatir mencari temannya. “Nanti Mama kasih tahu! Sekarang kamu tenang dul, Mama mau panggil dokter dulu!” Mbak Tita enggan untuk memberi tahu kabar Nugie yang sampai sekarang belum tahu ada di mana.

“Mah, Pah, aku baik kok!” ucap Fatir sambil memaksakan mengangkat tubuhnya. “Panggil Pak polisi sekarang! Aku mau ceritain semuanya! Cepetan, Mah!” melihat anaknya yang memaksa untuk memanggil polisi, orang tuanya pun segera memanggil polisi yang sejak kemarin berada di rumah sakit.

Polisi sudah ada di hadapan Fatir. Ia menceritakan awal mula apa yang terjadi padanya. Ia juga mengatakan bahwa Nugie akan dibawa ke “D1”.

“Pak polisi, aku tidak melihat wajah mereka karena wajah mereka di tutup masker dan penutup kepala, tapi aku merasa kenal dengan suara mereka. Pemilik suara itu adalah satpam yang ada di video Om Diki yang ngelemparin uang itu, Pak!”

“Jadi kamu bener pernah liat orang yang ada di video Om Diki?” kata Mbak Tita yang ternyata apa yang dikatakan anaknya kemarin pagi bukanlah bualan.

“Adek, liat orang ini di mana?" tanya Pak polisi lagi. “Di taman komplek, Pak! Tapi itu udah lama banget, pas aku main layangan sama Kak Bagas, Mah!” jawab Fatir sambil menoleh ke arah Mamanya agar Mamanya ingat.

Dengan apa yang disampaikan oleh Fatir, polisi menyimpulkan bahwa target penculikan mereka adalah Nugie dan ada kaitannya dengan Om Diki. “Jika memang, orang yang ada di video itu orang yang menculik Nugie, kenapa ia menculik anak Pak Diki? Padahal Pak Diki tidak melaporkan siapapun, baik orang dalam video itu ataupun orang yang menyebarkan video itu,” kata Pak Polisi.

Lihat selengkapnya