“Mah, kok rame amat sih di luar?” keluh Jessy. “Aku ampe kebangun dari tidur gara-gara berisik”. Mamanya Jessy yang malam itu sedang menonton drama Korea favoritnya menjawab, “Biasalah Kak, tetangga-tetangga kita lagi bikin konten”. “Udahlah Kak, sekarang ikut Mama nonton drakor aja sini! ,” ajak Mamanya. “Enggak mau, aku maunya TIDUR!” Jessy menolak dengan tegas dan kembali ke kamarnya dengan langkah yang berat.
Akhir- akhir ini Jessy sedang kesal dengan tetangga-tetangganya. Beginilah nasib bertetangga dengan selebritis sekaligus content creator. Setiap mereka membuat konten, selalu saja membuat bising. Ingin rasanya dia menegur mereka agar tidak sering membuat konten malam hari. Tapi dia terlalu malas berinteraksi dengan mereka.
Jessy sudah berkali-kali meminta pada orang tuanya untuk menegur mereka dengan tegas, tapi sepertinya orang tuanya menyukai situasi seperti ini. Dia ingin tahu apakah orang-orang di komplek ini mempunyai perasaan yang sama dengannya.
Jessy tinggal di sebuah komplek perumahan di kota besar. Perumahan ini cukup besar dan termasuk kawasan elit. Banyak selebriti terkenal dan para pejabat tinggal di sini. Khususnya Blok D hampir semua rumah di isi oleh orang-orang yang terjun di dunia entertaiment.
Kebetulan Jessy tinggal di Blok D. Tak hanya keluarganya saja yang dari kalangan biasa yang tinggal di sini. Ada sekitar 2 rumah lain yang dari kalangan biasa. Hampir semua rumah memiliki penghuninya. Bukan hantu tapi manusia. Dia sudah cukup lama tinggal di sini. Semenjak masuk sekolah SMP, dia dan keluarganya pindah ke kota ini. Papa Jessy dipindah tugaskan ke kota ini. Dulu tempat ini sepi. Mungkin karena pada saat itu perumahan ini baru, jadi belum banyak yang tinggal di sini. Berbeda dengan sekarang, sudah banyak yang tinggal di sini.
“Tok tok! Kak Jess, lagi sibuk enggak?” kata adiknya yang bernama Bagas yang sudah berdiri di depan kamar yang kebetulan pintu kamarnya sudah terbuka. Bagas adalah adik Jessy satu-satunya. Dia sekarang kelas 6 sekolah dasar.
“Apa?” kata Jessy sambil melihatnya sekilas. Saat itu Jessy sedang sibuk mengerjakan tugas. Bagas menghampirinya dan duduk di kursi belajar sambil membawa buku dan laptopnya.
“Mau apaan lagi nih?” tanya Jessy sedikit ketus. “Hehe, Kak, bantuin aku dong! Ada tugas nih! Aku dari tadi pusing enggak selesai-selesai, gara-gara di luar berisik banget,” pintanya sambil mengeluh. Ternyata, tak hanya Jessy saja yang merasa terganggu, Bagas juga merasakan hal yang sama.