“Gas, boleh Kakak masuk?” Jessy meminta izin masuk kamarnya Bagas. Jessy sengaja mendatangi kamarnya, karena sejak selesai makan malam dia terlihat tidak baik.
“Masuk aja kali Kak,” jawabnya. “Apa yang kamu omongin tadi di bawah itu bener Gas? Kapan kamu ngeliat itu? Kamu enggak lagi halu, kan?” kata Jessy memberi banyak pertanyaan pada Bagas.
“Banyak amat pertanyaannya,” komentar Bagas. “Beneran Kak, aku liat sendiri. Aku liat pas tengah malem. Pas kita abis makan malem di atas sama Mama Papa. Pada saat tengah malem, aku balik lagi ke atas, mau ambil tas aku yang ketinggalan di atas. Terus aku liat ada cahaya lampu terus aku pastiin pake teropong Binocular dan itu jelas banget ada orang. Walaupun wajah orang-orang itu enggak jelas,” penjelasan panjang dari Bagas.
“Kakak belum percaya, kalo belum liat sendiri,” kata Jessy. “Itu mah terserah Kakak mau percaya apa enggak, yang penting aku yakin sama apa yang aku liat dan aku juga enggak bohong,” Bagas menegaskan.
Jessy yakin Bagas tidak berbohong, tapi apa yang dikatakan Bagas tidak terbukti kebenarannya. Sebenarnya ini bukan masalah besar yang harus terlalu dipikirkan, tapi Jessy takut rasa kurang percaya Jessy dan Mama Papanya bisa melukai hati Bagas. Lagi pula jika rumah kosong itu ada penghuninya atau tidak, itu bukan masalah. Berarti orang yang menempati rumah itu tidak percaya dengan hal-hal mistis.
Tiba-tiba Jessy teringat kejadian tak sengaja menabrak orang yang keluar dari arah rumah kosong itu. Ia memang tidak melihat orang itu keluar persis dari pintu rumah itu. Ia juga merasa melihat sekilas ada orang di rumah itu.
Pagi-pagi sekali Pak Ucup sudah bersiap- siap untuk menjemput Bagas. Pak Ucup tidak langsung pergi ke rumahku. Dia ingin membeli makanan untuk sarapannya. Dia membeli nasi uduk gerobak yang terparkir di depan pos satpam yang tak jauh dari rumah kosong.
“Selamat pagi, Pak Ucup! Pagi-pagi udah siap aja nih! Kenapa enggak langsung ke rumah Pak Erik aja? Malah nongkrong dulu di sini!” tanya Pak Danu. “Iya nih, pengen sarapan dulu Pak!,” sahut Pak Ucup.
“Pak Danu, mau ganti shift ya?” tanya Pak Ucup karena Pak Danu sepertinya sedang bersiap-siap pulang. “Iya Pak,” jawab Pak Danu sambil mulutnya terbuka karena menguap.
“Siapa yang jaga sekarang Pak?” tanya lagi Pak Ucup. “Tuh, orangnya udah datang,” jawab Pak Danu sambil menunjuk ke arah satpam yang sedang berjalan ke arah pos satpam. Dia adalah Pak Jamal. Di komplek kami ada tiga satpam. Pak Danu, Pak Jamal dan Pak Adi. Saat ini Pak Adi sedang sakit. Jadi di komplek kami saat ini hanya di jaga oleh Pak Danu dan Pak Jamal.