Bekas Luka

Papp Tedd
Chapter #24

Dua Puluh Empat

Minggu, 15 Januari 2023

 

Pukul 09.45, kami tiba di Lumajang. Memang beberapa hari ke belakang kami tak langsung pulang. Mas Naufan mengajakku jalan-jalan dan singgah di beberapa kota. Kami menginap di Yogyakarta, kemudian melanjutkan perjalanan dan transit di Solo.

 

Dari Solo membutuhkan waktu empat jam untuk sampai di Lumajang. Tak kusangka udara di sini jauh lebih panas. Mobil melaju perlahan membelah jalan di lingkungan yang tampak hening. Ada beberapa orang terlihat beraktivitas di dalam rumah: menyapu, mengasuh anak, menjemur pakaian, dan adapun yang sekadar duduk di teras.

 

"Mereka tahu mobil ini punya Mas. Mereka juga tahu nama Mas. Hanya kami jarang interaksi, semacam ngobrol atau nangkring sore-sore gitu. Nggak pernah," urainya.

 

"Berarti, Mas juga nggak tahu mereka?" tanyaku.

 

"Tahu, lah. Itu yang pakai kacamata Mba Lena. Yang ngasuh anak itu ART dia, Lastri. Kalo Ibu yang tua itu, nah, itu Ibu Siti. Nah, itu di depan warungnya Bu Anita. Rumah Mas di pojokan, tuh. Belok kiri dari warung. Blok H-8. Aman dan tersembunyi." Mas Naufan menjelaskan detail-detail kecil padaku.

 

"Assalamualaikum!" Mas Naufan turun dari mobilnya menuju ke warung.

 

"Mas Naufan. Tumben lama pelesirannya?"

 

"Yank, keluar," pintanya.

 

"Loh, loh, loh, pulang-pulang bawa teman, toh." Ibu Anita tampak semringah.

 

"Ini bojoku, Bu. Hana." Dia mengenalkanku.

 

"Walah!" Dia menganga.

 

Kami berkenalan dan saling membuka identitas umum satu sama lain. Ibu Anita lantas membicarakan tentang seseorang yang datang mencari Mas Naufan. Namun, suamiku meminta agar dia tak melanjutkan percakapannya. Bukankah itu cara yang tidak sopan untuk mengakhiri obrolan.

 

Memangnya, suamiku sudah tahu siapa yang dimaksud oleh Ibu Anita. Gelagat keduanya seolah-olah sedang menyembunyikan sesuatu. Mas Naufan mengajakku masuk ke mobil. Kami akan melanjutkan perbincangan nanti bila waktunya sudah memungkinkan.

 

Kendaraan berhenti tepat di depan bangunan berpagar cokelat. Mas Naufan membuka pagar dan memasukkan mobil. Tampak di bagian depan ada kolam yang dikelilingi tanaman bunga. Air mancur menyembur, tetapi kulihat tak ada satu ikan pun yang berenang di sana.

 

"Yank, ayo masuk!" ajaknya.

 

Sementara Mas Naufan mengambil barang-barang di bagasi, aku diminta untuk melihat-lihat. Design rumah ini klasik. Bagian interior ada lemari-lemari berbahan jati dan hiasan-hiasan meja yang berjajar rapi. Aku membuka salah satu kamar yang ada di sekitar ruang tamu. Ruangannya tampak berdebu.

 

Ada ruangan di dalam tempat tidur. Aku membuka pintunya-kamar mandi.

 

"Yank," sapanya.

Lihat selengkapnya