“Kehidupan saat ini ada karena masa lalu.”
***
Tepat di usianya yang menginjak 40-an, Nata duduk sendiri di tepi pantai yang tenang. Suara deburan ombak menghiasi senyapnya senja, seakan berbicara padanya melalui nostalgia yang merangkak kembali dari masa lalu. Matanya menerawang jauh ke cakrawala, teringat akan perjalanan hidupnya yang penuh tantangan di masa muda, khususnya pada tahun 1998.
Tahun 1998, sebuah waktu yang terasa begitu jauh bagi Nata, namun kenangan itu tak pernah pudar. Masa di mana kehidupannya dipenuhi dengan semangat, impian, dan ambisi akan keberhasilan ditengah kepahitan hidup yang melanda. Saat itu, dunia terbuka lebar untuknya, dan Nata menjalani hari-harinya dengan penuh semangat dan keberanian.
Pada tahun itu juga, ia menemukan cinta pertamanya. Cinta yang tumbuh dalam kepolosan dan ketulusan, mengukir kenangan manis yang tak terlupakan. Namun, di balik semangat dan kebahagiaan, tahun 1998 juga menghadirkan cobaan dan tantangan yang membentuk karakter Nata. Ia melewati masa-masa sulit, kegagalan, dan kesedihan yang membentuk lapisan kekuatan dalam dirinya. Perjuangannya untuk mencapai cita-cita, meraih kesuksesan, dan menemukan jati diri, mengajarkan Nata tentang arti sebenarnya dari hidup.