Belenggu Abikara

Vira Dzakiyah Alfansyuri
Chapter #5

Chapter #5 : Ujian Persahabatan dalam Gerakan Sosial

"Keegoisan menghalangi, saling pengertian memperkuat."

 ***

Mahasiswa kampus berkumpul di ruang rapat organisasi. Nata dengan berapi-api memegang mikrofon, berbicara dengan semangat mengajak semua untuk turun ke lapangan menghadapi krisis ekonomi yang sedang melanda.

"Saudara-saudara! Kita tidak bisa lagi berdiam diri di tengah krisis ekonomi ini. Mari kita tunjukkan kekuatan kita dengan turun ke jalan, memperjuangkan hak-hak rakyat yang terpinggirkan!"

Sebagian mahasiswa mengangguk setuju, namun Randi dan Dewa nampak ragu.

"Aku khawatir Nata terlalu terobsesi dengan aksi lapangan, hingga melupakan konsekuensi yang mungkin terjadi pada kita dan keluarga."

"Kamu benar. Kita harus memahami keegoisan Nata, tapi kita juga perlu menekankan dampak pribadi dari aksi-aksi itu."

Saat sesi diskusi dimulai, Randi dan Dewa mencoba memahami sudut pandang Nata, namun dengan lembut mereka menyarankan untuk mencari alternatif lain dalam menyuarakan pendapat.

"Nata, bukankah ada cara lain untuk menyampaikan aspirasi tanpa harus selalu turun ke lapangan?"

"Kami khawatir dampaknya pada keluarga kita dan pada kehidupan pribadi kita. Mungkin kita bisa mencari cara lain yang lebih aman dan efektif."

"Tidak! Aksi lapangan adalah satu-satunya cara untuk mempengaruhi perubahan nyata! Kita tidak boleh mundur atau takut dengan risiko."

"Kami tidak takut, Nata. Kami hanya ingin mencari solusi yang paling bijaksana untuk kita semua."

"Kami mendukung tujuanmu, tapi kami juga ingin melibatkan keluarga dan orang-orang terdekat dalam proses ini."

Lihat selengkapnya