"Sahabat sejati, bersatu dalam perjuangan, mengatasi masalah, menciptakan dampak positif."
***
Ketika Nata sedang berjalan pulang dengan perasaan hampa, dia mendapati dua orang penagih hutang yang datang menemuinya dengan tegas.
"Nata Abikara, hutangmu semakin besar. Sudah saatnya kamu membayar!"
"Kami tidak akan tinggalkanmu sampai kamu melunasi hutangmu!"
Nata merasa terdesak dan putus asa. Dia mencoba mencari pekerjaan baru, tapi krisis ekonomi membuat peluang itu semakin sulit.
Beberapa hari berlalu, Nata menerima kabar buruk dari tempat kerjanya. Manajer toko tempat dia bekerja memanggilnya untuk memberi tahu bahwa mereka tidak lagi sanggup membayar gaji karyawan, termasuk Nata, karena situasi keuangan yang sulit.
"Apa maksudnya? Bagaimana aku akan membayar hutang-hutangku?"
"Maaf, Nata. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi kondisi ekonomi membuat kami harus mengambil keputusan sulit ini."
Nata merasa seperti dunia runtuh di atas kepalanya. Semuanya terasa begitu tidak adil. Dia merenung tentang keputusasaan yang menyelimuti hidupnya.
Dalam kesendirian, Nata menghadapi konflik batin yang begitu dalam. Dia merasa marah dengan dirinya sendiri karena tidak mampu mengatasi hutang dan krisis ekonomi. Depresi dan putus asa melingkupi hatinya, membuatnya meragukan diri sendiri.
Namun, dalam kegelapan itu, Nata mengingat kata-kata Randi dan Dewa, tentang dukungan dan persahabatan. Dia menyadari bahwa dia tidak sendirian dan memiliki teman-teman sejati yang peduli padanya.
Dengan tekad baru, Nata memutuskan untuk mencari jalan keluar dari masalah ini. Dia mulai mencari bantuan dari teman-temannya dan organisasi tempat dia aktif bergerak.
"Nata, kamu tidak sendirian. Kami akan membantu mencari cara untuk mengatasi masalah ini."