"Sejak pertemuan pertama itu, tak ada lagi yang bisa menghapus senyum di wajahku."
***
Sore hari di kampus, Nata sedang berjalan menuju perpustakaan untuk menyelesaikan tugas kuliahnya. Tiba-tiba, pandangannya tertuju pada seorang wanita yang sedang berjalan di depannya. Wanita itu memiliki ciri khas yang menarik perhatian Nata, yaitu rambutnya yang dikepang dua. Tatapan matanya begitu tajam, seolah-olah bisa membaca segala hal di sekitarnya. Nata merasa tertarik dengan keunikan wanita itu, namun ia tidak berani mendekat.
Namun, kebetulan takdir berkata lain. Ketika Nata sedang asyik membaca di perpustakaan, wanita berambut kepang dua itu tiba-tiba duduk di meja sebelahnya. Nata merasa sedikit gugup, tapi juga penasaran dengan wanita tersebut.
"Halo, aku Bestari biasa dipanggil Tari. Kau sering duduk di sini ya?". Menyapa dengan senyuman ramah.
"Halo, aku Nata. Iya, aku sering datang ke perpustakaan ini untuk mengerjakan tugas kuliah." Jawab Nata dengan senyuman malu.
Nata dan Tari pun mulai berbincang tentang berbagai topik, dari cita-cita mereka hingga impian masa depan. Tari terlihat begitu bijak dan cerdas dalam menyampaikan pendapatnya, sementara Nata merasa terkesima oleh kecerdasan dan keunikan pemikirannya.
Bertemu dengan Tari membuat Nata merasa nyaman dan bersemangat. Mereka saling berbagi pengalaman dan hobi, seperti kesukaan mereka pada musik indie dan minat dalam gerakan sosial. Tari juga menceritakan tentang keluarganya yang memiliki warung kopi kecil di sekitar kampus.
"Kamu memiliki warung kopi?." Tanya Nata dengan rasa penasaran
"Ya, keluargaku telah mengelola warung kopi itu sejak lama. Tempat itu menjadi tempat berkumpulnya mahasiswa untuk berdiskusi dan berbagi cerita." Jawab Tari dengan lembut
"Itu pasti tempat yang menyenangkan. Aku ingin berkunjung ke sana suatu saat." Ucap Nata