Belenggu Abikara

Vira Dzakiyah Alfansyuri
Chapter #12

Chapter #12 Meninggalkan Jejak Kenangan

"Warung kopi telah tiada, tapi kenangan manisnya abadi dalam ingatan."

 ***

Warung kopi milik keluarga Bestari telah dihancurkan oleh sekelompok orang tidak dikenal. Hatinya hancur dan dipenuhi rasa sedih ketika melihat tempat yang begitu berarti baginya dan keluarganya menjadi reruntuhan.

"Warung kopi ini adalah bagian dari sejarah keluarga kami.” Tari menjelaskannya dengan tangisan air mata.

Nata, Randi, dan Dewa segera mendengar berita itu dan segera mengunjungi Bestari untuk memberikan dukungan.

"Kami ada di sini untukmu, Bestari. Kita akan melewati masa sulit ini bersama-sama."

"Warung kopi ini memang memiliki banyak kenangan indah. Tapi, ingatlah bahwa kita adalah sahabat yang selalu saling mendukung."

"Kami akan membantumu untuk menghadapi ini. Bersama, kita akan mencari cara untuk bangkit dari keterpurukan."

Meskipun Bestari merasa sedih dan terpukul, dia merasa diberdayakan oleh kehadiran dan dukungan sahabat-sahabatnya. Tanpa ragu, Bestari berdiri dengan tegas dan mencoba berbicara dengan penyerang,

"Hei, apa yang kalian inginkan? Mengapa kalian melakukan ini?"

Namun, penyerang tampaknya tidak tertarik dengan permintaan penjelasan Bestari. Mereka terus mengamuk dan mengejar siapa saja yang berada di dekat mereka. Semua orang yang berada di warung, termasuk para pelanggan, menjadi korban kekerasan tanpa alasan yang jelas.

Nata, Randi, dan Dewa berusaha melindungi diri dan juga berusaha melindungi Bestari dan para pelanggan lainnya. Mereka berusaha memanggil bantuan dan meminta pertolongan, tetapi di tengah kekacauan dan kebingungan, sulit untuk menemukan cara untuk menghubungi polisi atau bantuan lainnya.

Mereka merasa tak berdaya di tengah kekerasan dan kerusakan yang ditimbulkan oleh penyerang. Namun, keteguhan hati dan semangat persahabatan mereka tidak pudar. Mereka berpegangan pada satu sama lain, mencoba untuk tetap kuat dan tidak patah semangat di tengah cobaan yang sulit ini.

Bestari, meskipun ketakutan, tetap berusaha berbicara dengan penyerang, berharap agar situasi bisa diredam. Dia mencoba menjelaskan bahwa Warung Kopi Bestari adalah tempat yang ramah dan damai, tempat persaudaraan dan kebersamaan.

Lihat selengkapnya