Belenggu Abikara

Vira Dzakiyah Alfansyuri
Chapter #16

Chapter #16 Bersama dalam Kelelahan

Nata dan Randi masih duduk dipinggir lapangan aksi jiwa mereka penuh dengan kegelisahan. Di depan mereka, pemandangan yang menyayat hati terbentang sejumlah mahasiswa yang berjatuhan, lelah dan dehidrasi akibat aksi yang terus menerus mereka lakukan.

Tanpa ragu, Nata dan Randi berdiri dan berlari mendekati para mahasiswa yang tergeletak. Mereka membantu mengangkat mereka satu per satu, memberikan air minum dan menjaga agar mereka tetap sadar.

"Jangan khawatir, aku akan membantumu.” 

Dalam kelelahan dan kepanasan, mereka merasakan kehangatan solidaritas dan kebersamaan. Meskipun tubuh mereka lelah, semangat mereka terus berkobar.

Ketika matahari semakin rendah di langit, Nata dan Randi kembali duduk di bawah pohon yang sama. Mereka saling pandang, merasa lega karena telah dapat membantu rekan-rekan mereka.

"Ini adalah peringatan bagaimana kita harus merawat satu sama lain. Kita tidak bisa melakukannya sendiri.”

Dengan semangat yang tak pernah padam, Nata dan Randi terus mencari jejak Bestari dan Tari. Mereka menjelajahi setiap sudut kota, mengunjungi tempat-tempat yang mungkin menjadi tempat perlindungan, dan bertanya kepada siapa pun yang mereka temui. Namun, setiap usaha mereka tampaknya mengarah pada jejak yang buntu.

"Apa yang harus kita lakukan, Randi? Kita sudah mencari ke mana-mana tapi masih belum menemukan mereka."

"Kita tidak boleh menyerah, Nata. Kita harus terus mencari, meskipun jalannya sulit."

"Aku tahu, Randi. Tapi pikiranku semakin bingung. Apa yang harus kita lakukan?"

***

Nata dan Randi merasa bahwa sudah waktunya untuk memberi tahu keluarga Bestari dan Dewa tentang keadaan yang sedang mereka hadapi. Mereka memutuskan untuk pergi ke rumah keluarga Bestari terlebih dahulu, karena mereka tahu bahwa situasi di sana mungkin lebih intens.

Mereka tiba di rumah Bestari dengan hati-hati, mengetuk pintu dengan kecemasan. Ketika pintu terbuka, mereka melihat wajah-wajah yang penuh harap di baliknya, dan mata-mata itu langsung berubah menjadi ekspresi cemas saat melihat Nata dan Randi.

Lihat selengkapnya