Tanpa terasa kecepatan mobil melaju semakin tinggi, Sheila ngebut di jalan tol menyalip mobil-mobil di depannya. Namun jalanan yang licin karena diguyur hujan dan air yang tergenang membuat dia tidak dapat menguasai kemudinya dan tiba-tiba terdengar suara keras, mobilpun sukses menabrak dinding pembatas jalan tol lalu mobil terlempar keluar pagar pembatas jalan tol.
Sejenak suasana hening, mobil Sheila melayang di udara. Sheila merasa ada kilatan cahaya putih berkelebat di depannya, setelah itu tubuhnya serasa melayang bersama seorang bayi laki-laki tampan yang mendampinginya melayang di antara mega-mega. Saat itu Sheila merasa hatinya begitu bahagia, tenang dan damai. Dipeluknya bayi tampan itu dan mereka bersama-sama melayang menuju ke sebuah titik cahaya terang di ujung sana.
“Braaak!” Mobil melayang jatuh di tanah.
Semua orang terkejut yang berada di sekitar jalan terkejut. Beberapa orang mulai melihat apa yang terjadi, sebuah mobil jatuh ke tanah dalam posisi terbalik.
*****
Solo -6 Juni 2023
Saat itu hari sudah menjelang tengah malam, kerabatnya di Jakarta menelponnya mengabarkan peristiwa kecelakaan Sheila di jalan tol Jakarta. Harno terkejut,dunianya seakan runtuh. Sheila anak bungsu kebanggaannya kini telah meninggalkan dirinya untuk selamanya.
Di kamar mayat Harno menjumpai tubuh Sheila yang sudah terbujur kaku dengan wajah pucat dan di beberapa bagian tubuhnya terdapat memar. Isterinya berteriak histeris ketika melihat jasad Sheila. Dokter forensik mengatakan, Sheila mengalami luka dalam yang parah setelah mobilnya terguling menabrak pagar pembatas jalan tol. Diperkirakan jalanan yang licin dan air tergenang membuat mobil tergelincir dan Sheila tidak dapat menguasai kemudinya. Dan yang lebih mengejutkan sekaligus menyakitkannya lagi, Sheila meninggal dunia dalam keadaan hamil dan bayi yang dikandungnyapun gugur.
Terhenyak Harno mendengar keterangan mengejutkan dari dokter forensik itu. Sheila belum menikah, siapa laki-laki tak bertanggung jawab yang menghamilinya? Pikiran Harno langsung tertuju pada Gilang yang belakangan dekat dengan Sheila. Seingatnya Sheila memang punya banyak teman laki-laki namun mereka hanya sebatas teman biasa dan jarang main ke rumah. Hanya Gilang yang sering main ke rumah menemui Sheila atau menelponnya. Maka kecurigaannya pun mengarah pada Gilang.
*****
Pagi itu Gilang mendapati WA group BEM mendadak dipenuhi ucapan bela sungkawa untuk keluarga Sheila, berita lelayu diunggah oleh salah seorang temannya mengabarkan kematian Sheila dan pemakamannya.
Terkejut Gilang mendengar berita kematian Sheila, perasaan sesal tiba-tiba memenuhi pikirannya. Pagi itu Gilang tampak lesu karena semalaman tidak tidur membuat Pamannya cemas dengan keadaannya dan menyuruhnya pulang ke solo setelah mendengar cerita Gilang.
“Sebaiknya kamu pulang ke Solo dan tidak usah bekerja di Jakarta dulu. Selesaikan dulu sekolahmu baru kamu boleh kemari kalau sudah lulus,” pamannya menyarankan.
Pagi harinya Gilang kangsung berangkat ke makam Sheila bersama Iwan. Makam itu masih baru dengan bunga tabur yang masih tampak segar di atasnya, sebuah payung berwarna coklat berhias rangkaian melati memayungi pusara Sheila. Melihat Gilang yang masih ingin berada di makam Sheila, Iwan berkata
“Lang, kalau kamu masih ingin di sini, tak tunggu di mobil saja ya.”
Glang mengangguk lemah lalu kembali memandangi pusara Sheila.
Selagi berdoa di depan nisan, Gilang mendengar langkah kaki di belakangnya, dia menoleh dan tampak Harno datang menghampirinya. Ketika melihat wajah Gilang, dia tampak gusar
“Biadab, kau orang yang telah menghamili Sheila lalu mencampakannya!”