Belenggu Masalalu

Dinar sen
Chapter #11

Tatapan Arga

Di ruang meeting, Arga duduk di sebelah Hendro dan mempersiapkan diri untuk mempresentasikan laporan keuangan proyek apartemen. Ia memulai presentasi dengan menjelaskan proyeksi keuangan proyek, termasuk biaya konstruksi, pendapatan yang diharapkan, dan margin keuntungan.

"Baiklah, mari kita lihat laporan keuangan proyek apartemen ini," kata Arga, sambil menampilkan slide presentasi di layar. "Seperti yang kita lihat, biaya konstruksi diperkirakan mencapai Rp 500 miliar, dan pendapatan yang diharapkan adalah Rp 750 miliar dalam waktu 2 tahun."

Hendro dan tim lainnya memperhatikan dengan seksama, sambil membuat catatan dan mengajukan pertanyaan. Arga menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dengan jelas dan efektif, menjelaskan asumsi-asumsi yang digunakan dalam proyeksi keuangan.

Setelah presentasi selesai, Hendro meminta pendapat dari tim lainnya tentang proyek ini. Arga juga memberikan pendapatnya, "Saya pikir proyek ini memiliki potensi yang besar, tetapi kita perlu memperhatikan risiko-risiko yang terkait dengan perubahan pasar dan kenaikan biaya konstruksi."

Dengan diskusi yang konstruktif, tim dapat membuat keputusan yang tepat dan strategis untuk proyek apartemen baru ini.

Setelah mendengarkan presentasi Arga dan diskusi dengan tim, Hendro sebagai CEO membuat keputusan untuk melanjutkan proyek apartemen baru ini. Ia percaya bahwa proyek ini memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dan meningkatkan nilai investasi.

"Baiklah, saya setuju untuk melanjutkan proyek apartemen baru ini," kata Hendro dengan tegas. "Arga, tolong lanjutkan dengan proses pengadaan dan perencanaan yang lebih detail. Saya ingin proyek ini selesai dalam waktu 2 tahun dan sesuai dengan anggaran yang telah disetujui."

Arga mengangguk dan membuat catatan, "Baik, Pak Hendro. Saya akan memastikan bahwa semua proses berjalan lancar dan sesuai dengan rencana."

Dengan keputusan ini, tim dapat melanjutkan pekerjaan mereka dan memastikan bahwa proyek apartemen baru ini sukses dan membawa keuntungan bagi perusahaan.

....

Siang waktu jam istirahat.

Arga duduk menyendiri di ruang kerjanya, memikirkan sifat Hendro yang tiba-tiba berubah baik. Ia masih tidak percaya bahwa Hendro yang pernah menghajarnya habis-habisan bahkan sampai dirinya harus menjalani operasi akibat luka dalam, kini bisa berubah menjadi orang yang baik dan suportif.

"Apa yang terjadi pada Hendro?" pikir Arga. "Apakah dia benar-benar telah berubah atau hanya pura-pura?"

Arga masih merasa sedikit was-was dan tidak percaya sepenuhnya pada perubahan sikap Hendro. Ia berharap bahwa perubahan ini bukanlah hanya sekedar akting belaka.

Namun, Arga juga merasa bahwa ia harus memberikan kesempatan kepada Hendro untuk membuktikan perubahan sikapnya. Ia ingin melihat apakah Hendro benar-benar telah berubah dan menjadi orang yang lebih baik.

Dengan pikiran yang masih berputar-putar, Arga memutuskan untuk terus mengamati sikap Hendro dan melihat bagaimana perkembangan selanjutnya.

....

Dita datang seperti biasa, menawarkan Hendro makanan dan membawakan coffee milk untuk Arga seperti biasa. Arga menerima dengan senang dan tersenyum,

"Terima kasih, Dita. Kamu selalu ingat aku."

Dita membalas senyum Arga, "Bagaimana keadaanmu sekarang, Arga? Sudah lebih baik setelah operasi?"

Arga mengangguk, "Ya, sudah lebih baik. Terima kasih atas perhatianmu, Dit."

Dita tersenyum, "Sama-sama, Arga. Saya senang melihat kamu sudah lebih baik."

Lihat selengkapnya