Belenggu Masalalu

Dinar sen
Chapter #12

Kabar buruk

Dengan lembut, Arga menanggapi Rossa kembali, "Rossa, aku rasa aku tahu apa yang kamu rasakan."

Arga meraih tangan Rossa, Rossa nampak tak menarik tangannya, ia memberi kebebasan pada Arga.

Perasaan Arga memang tidak bisa dibohongi ketika berada di samping Rossa, wanita cantik berambut panjang ikal gantung itu. Arga sebenarnya tahu dan selalu merasa nyaman ketika berada di dekat Rossa, dan yakin bahwa Rossa juga merasakan hal yang sama.

Dengan sentuhan tangan yang lembut, Arga berharap bisa mengungkapkan perasaan kepada Rossa. Arga berharap bahwa Rossa juga merasakan hal yang sama, dan bahwa mereka bisa memiliki hubungan yang lebih dekat.

Namun' Rossa tiba-tiba membuang muka, sedikit tersipu di hadapan Arga, merasa jantungnya berdebar-debar karena sentuhan tangan Arga.

Ia tidak bisa menyangkal perasaan yang tumbuh di dalam hatinya, dan sentuhan Arga membuatnya merasa lebih dekat dengannya.

Sementara Rossa berusaha untuk menenangkan dirinya, tetapi pipinya tetap memerah karena rasa malu dan gugup. Ia tidak tahu bagaimana harus merespons sentuhan Arga, tetapi ia tahu bahwa ia tidak ingin menarik tangannya dari tangan Arga.

Arga tersenyum lembut melihat Rossa tersipu, dan Arga semakin yakin bahwa Rossa juga merasakan hal yang sama. Arga berharap bisa membuat Rossa merasa lebih nyaman dan bahagia di sampingnya.

Arga memberi pertanyaan pada Rossa, "Rossa, apa kamu cemburu ketika Aku dekat dengan Dita?"

Rossa membuang muka lagi, merasa pipinya semakin memerah. Ia tidak bisa menyangkal perasaannya lagi, dan ia tahu bahwa Arga sudah mengetahuinya.

"Kamu tahu jawabannya, kan?" kata Rossa dengan suara yang lembut, tidak bisa menyangkal perasaannya lagi.

Arga tersenyum dan memandang Rossa dengan mata yang penuh kasih sayang, "Aku rasa aku tahu. Dan aku harus bilang, aku juga merasakan hal yang sama ketika aku melihat kamu."

Rossa terdiam, malu, dan tidak bisa menatap Arga lagi. Arga bertanya lagi, "Rossa, apa kamu tidak ingin menjawab ku?"

Rossa menggeleng ia mengalihkan perhatian dengan berkata, "Em ... Pak Arga, apa kita bisa membicarakan tentang laporan proyek saja?"

Arga tersenyum dan mengangguk, "Baiklah, kita bisa membicarakan tentang laporan proyek. Tapi aku rasa kita belum selesai membicarakan tentang perasaan kita."

Rossa membuang muka lagi, merasa bahwa Arga tidak akan melepaskan topik ini dengan mudah.

...

Usai beberapa menit berlalu, Rossa selesai mengurus laporan proyek, dan ia pamit kembali bekerja pada Arga.

Lihat selengkapnya