Hari weekend yang senggang, dimana para pekerja libur dari pekerjaan padat, masing-masing melepas penat, pergi ke tempat favorit masing-masing.
Dipusat pembelanjaan yang padat, terlihat beberapa orang lalu lalang. Seorang wanita melihat dengan mata kepalanya sendiri, hal yang langsung menusuk hatinya hingga sakit tak tertahan, ia menelepon cepat satu nomor dengan smartphonenya.
"Say, kamu ada dimana?" Tanya seorang wanita manja di telepon genggamnya, berharap disebrang telepon bisa menjelaskan sesuatu.
"Kerja lah, honey" sahut suara lelaki disebrang sana "aku sedang menghadiri seminar nih, jangan nganggu lagi ya. Love u, bye"
Lelaki disebrang telepon menutup sambungan itu, cepat-cepat terkesan ketakutan akan sesuatu.
"Oh yeah?!" Ejek wanita pertama memandang lelaki dikerumunan itu sinis, menyeringai sebal "jadi seminar tentang apa, yang ada di tengah jalan mall?! Big lie!"
Wanita berambut sage itu memasukkan smartphonenya ke saku celananya, menghela nafas panjang mengisi paru-paru dengan udara, berharap itu bisa melegakan sakit hatinya.
Lelaki incarannya bergerak menjauh bersama seorang gadis muda yang terlihat flamboyan, wanita berambut sage mengikuti perlahan dari belakang.
Wanita berambut sage tidak mau kehilangan sosok perebut pacarnya, penasaran mencari tahu lebih banyak tentang sosok itu!
Mata wanita berambut sage itu menangkap sosok yang ikut mengendap-endap, seperti dirinya mengikuti pasangan yang sama.
"Rasanya aku pernah melihat sosok itu dimana ya?" Gumam wanita berambut sage memutar otaknya berusaha mengingat sosok itu, malah tidak sengaja menabrak seseorang, hingga orang itu hampir jatuh terjengkang "sorry"
"Pasang matamu dengan baik, dong!" Cecar orang yang ditabrak marah-marah, berusaha berdiri dengan cepat "punya mata ga sih?!"
Wanita itu menatap mata keabu-abuan lelaki itu, ia segera teringat sosok itu, sosok yang marah-marah dihadapannya.
Sosok yang sering terpampang di sampul majalah bisnis terkemuka, kantongnya cukup tebal untuk membeli sebuah megapolitan beserta isinya, pembisnis generasi ke tiga dari orang tua flamboyan terkenal super kaya raya, plus anak tunggal mandiri.
"Kau..." Sahut wanita berambut sage langsung terdiam, karena sebuah tangan menahan ucapannya, dan menyeretnya ke sebuah kafe berkelas terdekat.
Lelaki bermata abu-abu dingin itu, memandangi wanita berambut sage dari atas hingga bawah, menilai sesuatu dari penampilan sederhana itu.
"Jadi, lelaki yang bersama pacarku itu pacarmu?" Tanya lelaki bermata abu-abu itu, mengulang pernyataan wanita berambut sage yang mengangguk kaku.
Wanita itu masih agak sebal, perkataannya seakan hanya jadi angin, yang bertiup lemah di telinga lelaki itu. Ia berpikir apa harus membuka otak lelaki itu, dan memasukkan semua isi percakapannya kesana, agar lelaki itu mengerti?!
"Lalu, apa rencanamu itu bisa diandalkan?" Cela lelaki bermata abu-abu itu sinis, kembali memandangi wanita dihadapannya penuh kesangsian, juga penghinaan "kau tak punya potongan untuk melakukan hal itu! Aku lebih memilih wanita lain, yang lebih expert untuk melakukan rencana itu"
"Hasilnya tak akan sama!" Debat wanita itu penuh percaya diri, menatap mata abu-abu itu tajam "kalau kau melakukannya dengan wanita lain, laki-laki itu tak akan terpengaruh, mereka mungkin hanya kaget sebentar lalu kembali acuh tidak peduli. Dan kau sendirilah yang akan merasa rugi, tidak bisa membalas sakit hatimu pada mereka!"
Ide wanita berambut sage, menguncang isi kepala lelaki bermata abu-abu, dirinya menyadari betul apa maksud dan seberapa besar efek, yang ditimbulkan dari rencana itu.
Lelaki bermata abu-abu terdiam dalam pemikirannya sendiri, ia menimbang-nimbang seberapa besar untung rugi dari pihaknya.
Wanita berambut sage menghela nafas panjang, menatap mata abu-abu itu lemah, terselip rasa ragu di benaknya, ide yang menurutnya briliant akan ditolak mentah-mentah, oleh orang satu ini! Jika dilihat dari reaksi lelaki kaya raya itu, lelaki itu terkesan tidak tertarik!
"Baiklah" sahut wanita berambut sage mengeluarkan kartu namanya dari dompet, lalu menaruhnya di meja dekat secangkir kopi milik lelaki itu "kalau kau tertarik, silahkan hubungi nomor yang tertera disana"