BELLA DAN JENNY

Ira A. Margireta
Chapter #3

3. Menjengkelkan

“Banguunnnn!!!!!” suara itu kembali lagi, dan aku sadar bahwa aku barusan mimpi sedang bersamanya. Itu hanya sekedar mimpi hanya mimpi dan tak akan mungkin jadi kenyataan. 

Aku berpikir kenapa aku harus mencintai dia, sedangkan dia tidak tau aku hidup atau tidak, tapi bagaimana lagi aku sudah terlanjur mencintainya. Coba aja itu suara tak menggangguku pastinya dia akan menciumku lewat mimpi.

Aku beranjak dari tempat tidur, dan hari ini aku mempunyai mood yang bagus biasanya tempat tidurku tidak ku bereskan, tapi hari ini aku menata rapi tempat tidurku. Setelah selesai aku mulai pergi meninggalkan kamar.

Sreng! sreng! sreng!

Suara Ibu memasak nasi goreng, baunya sampai masuk ke dalam kamar mandi, membuatku menjadi semangat ingin segera makan. Aku keluar dari kamar mandi mengucek rambut dengan handuk, dan berjalan menuju dapur. Nasi goreng yang Ibu masak dimasukkan dalam wadah plastic cantik.

“Punyaku mana?” tanyaku.

“Masak sendiri!” kata Ibuku.

Nasi goreng yang di wajan habis tidak ada yang tersisa semua dimasukkan di dalam wadah, dan aku hanya bisa melihat nasi goreng yang gak bisa kumakan hari ini, padahal aku ingin memakannya.

Ibuku jahat yang dipikiran dia hanya Jenny Jenny Jenny, tidak ada aku yang terlintas di pikirannya. Aku pernah berpikir sampai ingin bertindak bodoh. bagaimana cara menghilangkan Jenny di kehidupannya Ibu agar Ibu lebih sayang padaku, aku seperti anak tiri yang malang.

Dengan rasa emosi aku pergi dengan langkahku yang cepat. Siapa sih yang gak marah dan kesal jika kasih sayangnya dibagi, aku juga anaknya seharusnya dia perlakukan yang sama padaku. Mungkin aku lahir di keluarga yang salah.

***

Hari yang melelahkan harus berangkat ke sekolah, dari rumah sudah badmood. Aku sungguh terganggu dengan suara anak–anak, hingga aku memakai headset dan menyalakan music sampai keras hingga aku tenggelam dalam duniaku. 

“Pak guru datang Pak guru datang,” kata temanku berlari panik masuk kelas. Dia berlari menuju bangkunya. Pak heart shaker masuk ke kelas. Namanya sih bukan Pak heart shaker, ya cuma dianya aja menerangkan seperti orang mau jantungan. Apalagi sekarang jam siang pada ngantuknya.

Pelajaran berlangsung dengan nada naik turunnya yang menjadi ciri khasnya. Anak–anak harus menjaga jantungnya agar nanti saat beliau teriak tidak jantungan. Harus hati–hati pada jantungnya sendiri–sendiri. 

Aku belajar fokus ke depan dengan mataku yang lebar ku lebarkan lagi seperti api yang menyala–nyala. Pak guru yang sedang menjelaskan didepan membuat beliau terkejut, orang sepertiku kenapa bisa fokus? mungkin itu yang ada dipikirannya.

“Apa kamu mengalami mimpi buruk?” Tanya Pak guru padaku. Tapi, aku tak menjawab, aku hanya melihatnya dengan pikiran berada di alam lain.

“Bagus, lanjutkan seperti itu,” dia seperti memujiku. Tapi, ketahuilah Pak, kalau sebenarnya aku ini tidak akan pernah nyambung pada pelajaran jika pelajaran diganti tentang masalah idolaku pasti aku juara di sekolah.

 

Beberapa jam kemudian……

 

Pak guru sudah meninggalkan kelas, suasana menjadi ricuh yang tadinya hening seperti keheningan malam sekarang seperti di area pasar.

Anak–anak mulai aktif beraktivitas, seperti begitu senang jika ada jam kosong. Sepertinya mereka memasang wajah senang agar mendapatkan nilai yang bagus. Lihat saja betapa sumringahnya mereka dengan jam kosong.

Aku membalikkan badan mengarah ke bangku Siska dan Mia, aku mulai bercerita tentang mimpiku semalam, mereka pun senang juga mendengarnya, wahhhh terharu akunya.

Mia memberiku sebuah hadiah, dia mengedit aku dengan Andrian seperti tidak kelihatan editan. Dan aku berterimakasih banget padanya, dan aku semakin jatuh cinta terlalu dalam

Aku berpikir kalau aku gak mau bias dating dengan orang lain selain diriku. Jika itu terjadi, itu akan membuat hatiku hancur berkeping-keping. Aku sepertinya egois jika seperti ini, maafkan aku.

Lihat selengkapnya