Lelah banget hari ini. Pelajaran full angka, jam pertama matematika, kimia, fisika dengan otak pas-pasan. Entah kenapa ya, aku dulu milih pelajaran ipa.
Membaringkan badan di atas kasur, sambil bermain handphone. Suara notifikasi masuk ke dalam handphoneku.
Bu Dyah
Tugas proyek tentang bahan kimia rumah tangga. Tugas proyek siswa meliputi beberapa langkah sebagai berikut:
1. Bentuk kelompok terdiri dari 4 siswa/siswi.
2. siswa/siswi. Tunjuk ketua kelompok.
3. Diskusikan catatanmu, satukan pendapat untuk menentukan tema proyek.
4. Rumuskan masalah proyek, susunlah rancangannya.
5. Minggu depan dikumpulkan.
6. Laksanakan proyek tersebut. Sosialisasi proyek dapat dilakukan dengan keluarga atau masyarakat terdekat di kampung kalian.
7. Memanfaatkan IT untuk semua berkas yang diperlukan hingga makalah presentasinya.
8. Presentasi hanya 5 menit per kelompok. Buatlah selembar catatan singkat yang bermakna untuk disebarkan. Kalian dapat memanfaatkan mind mapping.
Aku langsung bangun begitu melihat tugas Bu Dyah. Bentuk kelompok terdiri dari 4 siswa/siswi dan dipilih ketua. Dan disitulah muncul kelompok pintar dan kelompok buangan. Ketua kelas akan memilih sendiri, pastinya dia akan memilih yang pintar agar mendapatkan nilai sempurna.
Kenapa hidupku seperti ini, pasti aku, Siska dan Mia dipisah seperti tahun lalu. Sangat menyebalkan, dan aku harus berbohong, jika merekalah yang mengerjakan, padahal aku yang sebenarnya mengerjakan tugas.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
FLASHBACK
Satu tahun yang lalu...
"Hari ini Pak Fajar beri tugas kimia, dan buat laporan bukan?" kata perempuan berambut pendek lurus, pakai bando merah mudah. 3 anak menatapku dengan serius.
"Kalau gitu, Bella aja yang bikin, gimana? kalau gak mau yaudah, kita blacklist aja," kata perempuan berambut keriting.
"Apa maksudnya, aku disuruh bikin laporan sendiri? terus kalian?" gumamku dalam hati.
"Jadi deal ya, yang bikin Bella semua, terus jangan lupa di fotocopy juga," kata perempuan berambut pendek lurus.
Dengan diskusi yang cepat, mereka meninggalkanku sendirian. Aku gak ngerti harus ngapain? terus, kalau gak ada diskusi, ada yang salah, aku yang kena.
***
Di kantor, aku menunggu di ruang tunggu. Menunggu giliran aku dipanggil, teman-teman kelompokku dipanggil menghadap ke guru. Aku gak tahu kenapa, apa mungkin ada yang salah dalam mengerjakan?
"Masalah ini membuatku bertanya-tanya, apa aku membuat kesalahan? atau isinya salah, atau seseorang melaporkan? tentu saja tidak, aku sendiri yang tahu," gumamku dalam hati.
Kemudian 3 anak itu keluar. "Dipanggil tuh, masuk gih!" katanya dingin. Saat aku melangkah, dia bicara lagi. "Kau yang laporkan masalah itu kan? Lo tau! Lo berurusan sama siapa?!" tambahnya. Yang kemudian menonyorkan bahuku dengan keras.
Aku masuk ke ruang guru dan duduk di hadapan Pak Fajar.
"Tidak ada yang saya katakan, hanya saja... Kalau kamu dimanfaatkan, bilang ke saya," kata Pak Fajar.
"Iya pak," jawabku.
"Kembalilah ke kelas," kata Pak Fajar. Aku begitu penasaran siapa yang melaporkan masalah ini.