BELLA DAN JENNY

Ira A. Margireta
Chapter #22

22. Hari Baik

Mata kuliahku sudah selesai, aku keluar sendirian. Kalau menunggu mereka, pasti lama.

Krucuk krucuk

Perutku sudah mulai lapar. Beli makanan yang lezat enak nih kayaknya.

 

Saat berjalan sendiri, aku gak sengaja melihat brosur yang menempel di mading. Aku langsung mengambil brosur tersebut.

"Bella!" teriakan Siska. Aku langsung menghampirinya.

"Kok sudah selesai?" kataku.

"Iya, dosennya ada keperluan... yuk makan, udah lapar," ajak Siska. Dia sangat senang dengan waktu yang singkat di kelas.

Aku sedang membaca isi brosur yang aku ambil tadi.

"Lo mau ikut teater?" tanya Siska. Aku hanya menjawab dengan menganggukan kepala.

"Aku harus menjadi pemeran utama... aku juga bisa membanggakan Ibuku... aku sudah berjanji," kataku yang kemudian cemberut.

"Hai guys!" kata Mia yang tiba-tiba datang.

"Sumpah! udah suasananya gerah, pelajaran gak masuk di otak, ngantuk... dikasih tugas ngumpulin besok... kalian mau gak begadang bareng?" kata Mia berharap. Aku langsung menutupi wajahku dengan brosur sedangkan Siska sibuk bermain handphone.

"Kok gitu sih, gak setia kawan!" kata Mia kesal.

"Iya iya, aku temenin bawelku... sekarang pesan apa?" kata Siska. Aku dan Mia langsung menatap Siska.

"Ok!" kata Siska. Siska sudah tahu apa maksud kami berdua. Sudah 5 tahun ini kami bersama. Kekurangan dan kelebihan masing-masing kami tahu.

 

***

 

Aku pulang membawa makanan titipan Jenny. Saat masuk...

Aku dibuat melongo. Banyak kertas yang berhamburan di lantai. Aku membawa makanan dulu ke meja Jenny. "Ini makan dulu," kataku.

"Taruh situ!" balasnya.

"Pengen bilang nanti sakit takutnya perang lagi," gumamku dalam hati. Aku mengambil salah satu kertas yang ada di lantai. melihatnya pun sudah bikin kepala pusing. Aku memutuskan untuk keluar dari kamar Jenny.

 

***

 

Kembali lagi disini. merebahkan tubuh di atas kasur. Perjalanan yang melelahkan. Semenjak hari terakhir itu, aku merindukanmu.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

FLASHBACK

 

11 Januari 2018

 

Aku mengantar Leo ke bandara. Seperti tidak bisa menahan air mata. Aku mencoba untuk tetap tersenyum. Dia berlari menghampiriku.

"Aku pergi," kata Leo. Dia masih bisa tersneyum manis kepadaku. Aku membalasnya mengangguk-anggukan kepala sambil tersenyum.

"Kamu baik-baik disini," katanya. Aku hanya menganggukan kepala sambil tersenyum. Dia berjalan pergi, setelah beberapa langkah dia memutuskan berbalik. Berjalan kembali ke arahku. Dia memelukku begitu erat.

dag! dig! dug! dag! dig! dug! dag! dig! dug!

"Aku pergi," katanya sambil mengelus rambutku. Dia kembali berjalan pergi.

"Aku akan menunggumu!" teriakku sambil melambaikan tangan. Dia pun melambaikan tangannya untukku sambil tersenyum.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

KKKRRRIIINNNGGG!!! KKKRRRIIINNNGGG!!! KKKRRRIIINNNGGG!!!

 

Alarm yang membuatku melepaskan mimpiku.

Lihat selengkapnya