Aku, Siska dan Mia jalan bareng bersama menuju keluar kampus. Musim dingin akan segera datang, aku sudah mempersiapkan pakaian tebal untukku dan sahabatku.
“Tumben gak dijemput,” kata Siska. Perempuan ini selalu iri denganku.
“Nanti kalau dijemput jadi obat nyamuk,” jawabku.
“Ya gaklah!” jawab Siska cemberut. "Yuk ke toko baju, aku belikan."
"Ayuk," kataku dan Mia bersamaan.
***
Aku sedang memilih baju khusus Leo. Bervarian baju membuatku bingung memilih yang mana.
“Waahhh, ada baju couple. Ini kayaknya bagus,” kataku senang. Saat aku akan mengambil, tiba-tiba seseorang langsung mengambil.
“Sini! gue yang mau ambil!” kataku kesal.
“(memberikan ke pelayan) gimana ya, udah aku kasih ke pelayan… sepertinya lo harus pilih yang lain,” kata Putri.
“Dasar perempuan iblis, setan, anak dajjal!” bentakku.
“Kenapa sih?!”
"Gapapa!" kataku kesal.
Aku, Siska dan Mia sedang menikmati pahitnya kopi. Sudah lama tidak minum kopi bersama di hari pekan.
"Lo denger gak, Leo wiraatmaja. Kemarin aku liat dia lagi gandengan sama cewek!" kata Putri.
“Dan juga aku denger-denger dia akan nikah loh,” tambah temannya.
"Oh ya, pantes aku gak liat dia di kampus, biasanya sih jemput cinderella buruk rupa. Hahahaha" kata teman Putri.
"Harusnya dia itu intropeksi diri dong, mana ada di dunia ini jatuh cinta sama wanita miskin!"
Aku sudah muak dengan omongan mereka.
"Lo omong apa tadi!"
"Kita omong apaan ya? Kita gak omong apa-apa!"
"Gue udah diem dengan tingkah lo ya, sekarang gue bikin lo ikang dari bumi!"
Gue sama Putri bertengkar di tempat.
***
Aku dan Putri masuk ke kantor polisi. Dan aku langsung terkejut. Melihat Jenny yang juga berada di tempat polisi. Rambut Jenny sangat berantakan.
"Lo!" kataku dan Jenny bersamaan.
"Lo ngapain disini?" tanyaku.
"Lo juga ngapain disini!" tanya Jenny.
"Harap tenang semua," kata pak polisi.
"Kenapa dengan wanita sebelahmu?" tanya Jenny.
"Gue hajar!" jawabku.
"Masalah apa?" tanya Jenny.
"Masalah laki-laki, kamu sendiri? Kenapa dengan laki-laki dan perempuan sebelahmu?" tanyaku penasaran.
"Gue hajar!" jawabnya.
"Kok bisa!" tanyaku pensaran.
"Dianya selingkuh!" jawab Jenny.
"Lagipula, sangat cocok buatmu, buat perempuan dingin seperti dirimu!"
Aku gak tau kalau perkataanku membuat pertengkaran kakak dan adik di kantor polisi.
"Hei! Sudah! Sudah!" kata pak polisi melerai kami. Tanpa disengaja hidung pak polisi disikut sama Jenny. Jenny melanjutkan lagi.
"BEEERRRHHHEEENNNTTTIII!!!!"