3 tahun sudah aku masuk dalam perusahaan Kakakku. Perjuanganku menjadi orang terkenal tidak gampang. Banyak gosipan, jika aku memiliki orang dalam, dalam usahaku.
Kakakku selalu ingin mempublikasikan hubungan kita, mungkin bisa melindungiku. Tapi, aku tidak mau merepotkannya.
Aku sudah berumur 25 tahun, aku sudah dewasa. Semua sudah berubah, aku tangguh, aku mandiri. Ayah lihatlah anakmu yang sudah sukses ini.
"Bella ayo!" kata Manajer.
ACTION
"Lo ngelakuin ini hanya untuk membahagiakanku? Atau membahagiakan dirimu sendiri!" kataku berkaca-kaca.
"Fera, dengerin aku dulu, Aku sebenarnya pengen kasih tau ke kamu, tapi aku gak ada waktu..."
"Terus lo berbohong ke gue seperti ini?! Aku udah nerima kamu Gilang, kapan kamu nerima aku juga! Aku udah pernah bilang, masalahmu masalahku juga... Buat apa hubungan kita kalau gak saling berkomunikasi seperti ini, lebih baik kita putus!"
"Fera Fera Fera!" panggilnya sambil mengejarku.
CUT!
Akhirnya selesai juga.
***
Perkumpulan bpjs di restoran termewah. Aku datang terlambat karena jadwalku yang padat. Mereka berdua sudah sampai di tempat.
"Hai guys! Sorry telat," kataku sambil merangkul kangen.
"Sampe berkarat tau gak aku nunggu!" kata Mia kesal.
"Kan aku udah minta maaf, ya udah gimana kalau aku yang traktir kalian. Ok!"
Tanpa mereka hidupku tak berwarna. Dan juga tanpa Jenny hidupku hampa. Dan juga seseorang yang menghiburku, Enggar terimakasih banget. Hari-hari berlalu dengan sangat cepat. Sesudah mengakhiri hubungan yang menyesatkan.
-----------------------------------------------------------
Aku duduk termenung di bawah pohon besar. Pohon yang melindungiku dari sinar matahari.
"Bella, kenapa dengan matamu? Kamu menangis?" tanya Enggar yang tiba-tiba mengejutkanku.
"Aku gapapa, cuma kelilipan aja," kataku seraya mengusap air mataku.
"Setiap kali ada masalah kau selalu menyembunyikannya, sebenarnya kamu menganggapku teman atau enggak sih!" kata Enggar sambil cemberut imut dengan tangan dilipat.
"Maaf Enggar... Aku hanya tidak tahu harus berbuat apa..." menunduk kebawah, dengan rasa ingin sendiri saja waktu ini.
"Hidup gak selalu indah... Terkadang juga suram... Orang yang kita percaya adalah orang yang rentan menyakiti kita."
"Hidupku sangatlah menakjubkan, bukankah begitu?"
Angin di sore ini tolong bawakan perasaanku. Aku ingin kembali normal. Hidup tanpa memikirkan bayang-bayangnya.
***
Santapan malam hari ini makan ayam bakar. Ayam yang diambil langsung dari kandang ayam milik Mia. Kepindahanku kesini bukan karena masalahku. Tapi, karena aku harus ikut dengan Jenny. Sebuah apartemen mahal untuk keluargaku beristirahat.