BELLA DAN JENNY

Ira A. Margireta
Chapter #27

27. Jenny

Jenny buru-buru menghampiri mobilnya. Saat membuka pintu mobil. Dengan langsung Andrian menutup pintu kembali. 

"Lo apa sih! Gak cukup nyakitin gue sama adek gue?!" bentak Jenny. 

"Gue dijebak, gue gak tau akan hal itu, please Jen, maafin gue!" kata Andrian memohon. 

"Gue udah gak butuh lo lagi! Sekarang lo pergi, cari perempuan lain yang ingin lo permainkan!" bentak Jenny lagi. 

"Jen please, gue akan ngelakuin apa yang lo mau, asalkan kita kembali lagi seperti dulu!" kata Andrian berharap. 

"Mendingan lo ke tht, biar sehat telinga lo!" kemudian Jenny mendorong Andrian. Jenny cepat-cepat masuk dan segera pergi.

 

***

 

Jenny sedang rapat dengan para pebisnis. Setelah selesai, dia pergi ke ruangannya. Sekretaris perempuan mengetuk pintu. 

"Masuk!" perintah Jenny. 

Sekretaris perempuan masuk membawa lunch box. "Maaf bu, ini ada makanan."

"Dari siapa?" tanya Jenny.

"Dari adek," jawabnya.

"Kenapa dia gak kesini?" tanya Jenny lagi.

"Tadi pas ada rapat. jadi, dia tidak bisa menunggu lama," terangnya.

"Taruh di meja sini," sekretaris meletakkan di atas meja sesuai perintah Jenny "Ok, makasih."

"Iya bu," sekretaris pergi meninggalkan ruangan. 

Jenny membuka kotak makanan. Jenny senang, dibawakan makanan kesukaannya.

Dia mulai makan siang.

 

***

 

Jenny bangun lebih awal. Dia berlari pagi sendirian di sekitar apartemennya. Setelah selesai, Jenny membuka kulkas. Mengambil air minum. Kemudian melihat aku sedang menguap sambil menggosok rambutku. Rambut yang acak-acakan.

"Pagi jomblo," sapaan Jenny.

"Lo ngatain diri sendiri?!" kataku sambil menuangkan air ke gelas. 

"Gue mau kencan nanti, mau ikut?" tanya Jenny.

"Lo kan tau gue artis!" kata ku dengan ekspresi menyebalkan, lalu menuju kamar mandi.

"Sombong banget! Mentang-mentang artis!" kata Jenny kesal. 

DDDRRRTTT!!! 

Sebuah pesan membuat wajah Jenny marah. Dia ambil kunci mobil di laci meja ruang tengah.

 

***

 

Jenny telah sampai di kantor polisi. Asisten yang ia percayai langsung menghampiri Jenny.

"Bu tolong selamatkan saya, saya dijebak, tolong percaya sama saya!" kata asisten Jenny.

"Kamu kan korbannya?! Berapa ganti ruginya? Biar aku yang bayar!" kata Jenny dengan melipat tangan. 

"Aku gak butuh uang, yang aku butuhkan dia harus masuk penjara! Lihat nih, kakiku terluka gara-gara dia!" kata laki-laki tersebut sambil menunjukkan lukanya.

"Bisa diobati kok! Masih ada rumah sakit disini!"

"Dia gak butuh rumah sakit!" kata Andrian yang tiba-tiba masuk kantor polisi. 

Jenny langsung menoleh. 

"Dia terluka, apakah seperti ini seorang CEO terhormat memperlakukan korban?" tanya Andrian dengan tatapan tajam. 

"Aku harus cepat-cepat menyelesaikan masalah ini. Lalu cepat-cepat pergi dari sini," gumam Jenny dalam hati. "Aku mewakili asistenku minta maaf padamu, kami akan mengganti biaya berobatnya. Apakah masalah ini bisa diselesaikan secara baik-baik tanpa harus ke pengadilan!" kata Jenny.

Lihat selengkapnya