Tok! Tok! Tok!
Seseorang mengetuk pintu.
"Masuk!" ucap Jenny yang sibuk dengan komputernya.
"Kayaknya sibuk," suara laki-laki yang familiar bagi Jenny.
"Hei, kok kamu bisa disini? Sama siapa?" tanya Jenny senang. Temannya yang di LA mengunjunginya di kantornya. Namanya David.
"Sendiri lah! Kan tau aku jomblo," jawabnya dengan canda. Dia berjalan ke arah Jenny.
"Cari dong, masa di usianya yang sekarang masih jomblo," ejek Jenny.
"Habisnya nunggu orang, dianya gak mau, jadi ya nunggu aja terus sampai dia mau," sindir David.
"Kamu nyindir aku ya?" tanya Jenny memastikan.
"Sibuk gak? Yuk makan!" mengalihkan topik.
"Ayo!" jawab Jenny.
"Mmbbb, tapi aku mau makan masakanmu, bisa gak?" David memohon dengan mata berkaca-kaca.
"Segitu kangennya dengan masakanku, tapi dirumah gak ada sayur, harus beli di supermarket."
"Aku temani."
***
Tempatnya tidak begitu ramai. Barang-barang tertata rapi. Membuat mata sedap memandang. Keranjang sudah terpenuhi kebutuhan Jenny.
“Pembayaran scan atau uang tunai?” tanya kasir, seorang perempuan.
“Aku yang bayar,” kata David langsung menyodorkan atmnya. Jenny yang sibuk mencari dompetnya di tas.
Perempuan kasir tersebut merasa terpesona dengan ketampanan David, pipinya langsung memerah. “Suamimu tampan sekali,” pujinya.
“Dia bukan suamiku!” Jenny langsung mengelak.
“Cepat atau lambat pacar juga akan berubah menjadi suami,” bisikan manis dari kasir.
“Tidak…” kata Jenny terpotong.
“Jangan menghalangi orang lain yang mau bayar,” kata David sembari merangkul Jenny, membawa dia pergi.
***
Sesampai di depan apartemennya. Dari kejauhan Andrian membawa tas plastik di dalamnya sebuah makanan. Andrian melihat Jenny bersama laki-laki lain. Dia cemburu, tapi mencoba tenang.
“Jenny!” Andrian langsung memanggil Jenny. Jenny langsung menoleh ke arahnya. Andrian dan David saling berkontak mata.
“Kamu sudah pulang? ini aku bawakan makanan untukmu,” kata Andrian senang.
“Makasih,” kata Jenny sembari akan menerima pemberian Andrian.
“Aku lapar!” ucap David dengan ekspresi kesal dengan kedatangan Andrian.
“Kalau begitu ayo,
"Apa aku boleh mengajaknya ikut masuk?" tanya david.
Sebenarnya Jenny tidak mau mengajaknya, tapi tidak enak hati. "Boleh."
“Ok, kebetulan aku juga belum makan, hari ini sepertinya aku sedang beruntung,” sindir Andrian.
David mendengarpun merasa kesal.
***
Saat berada di dalam apartemen. David ingin membantu Jenny memasak. Tapi, Jenny menolak. “Kau duduk istirahat saja, biar aku sendiri yang masak,” kata Jenny seraya mengeluarkan sayuran di dalam plastik.
Andrian dan David berada di ruang tamu. David menuangkan teh kedalam cangkir. “Mau minum teh?” tanya David.
“Sepertinya kau sangat perhatian dengan pacarku,” kata Andrian dengan tatapan benci.
“Pacar? kau menyebutnya sebagai pacar secara sepihak?” kata David sembari meletakkan cangkir di meja.