Di malam puncak penghargaan film yang aku tunggu-tunggu. Hari dimana yang aku nantikan akhirnya tercapai. Perjuanganku selama ini akhirnya terbayarkan. Meskipun berkali-kali berjalan di karpet merah, rasanya tetap gugup. Diujung sana terlihat laki-laki yang tengah menungguku.
Dia mengulurkan tangannya padaku. “Apa kau gugup?” tanyanya sambil bercanda.
“Tidak, kenapa aku gugup... kamu sudah disini, aku gak perlu gugup,” jawabku sambil bercanda.
Kami berdua masuk ke dalam gedung yang megah. Para aktor dan aktris perlahan-lahan masuk. Aku dan enggar duduk di paling depan, tempat dimana aku bisa disorot oleh kamera. Saat mata ini melihat sekitar, untuk melihat tamu yang hadir. Tak disangka dia datang dengan seseorang. Merangkul tangannya yang sudah seperti sebuah pasangan yang berjalan di red carpet. Semua mata tertuju padanya, dengan wajah cuek aku sudah tidak memperdulikan dia lagi.
Jika aku menoleh dan melihatnya, itu akan mengundang bahaya. Dia akan percaya diri, dan berprasangka aku akan cemburu.
Acara sudah dimulai, sekarang telah tiba nominasi aktris terbaik. Wajahku sudah terpampang di layar, dan juga wajah Putri yang ikut terpampang. Terdapat 4 aktris terbaik dalam tahun ini.
“Kenapa dia masuk dalam jajaran aktris terbaik, aku rasa ada yang tidak beres,” gumam Enggar.
“Sudahlah gak usah dipikir,” kataku sambil mengelus tangannya.
“Baik kalau begitu aku akan mengumumkan untuk nominasi aktris terbaik,” ungkap pembawa acara tersebut.
Perasaan gelisah menyelimuti hati para kandidat, tapi aku harus bersikap tenang. Jangan sampai dia melihatku gugup.
“Nominasi aktris terbaru… saya ucapkan selamat kepada, Bella Allisya Abian….”
Seketika aku dibuat terkejut mendengarnya. Ini bukan mimpi kan? ku kira yang berhasil mendapatkan nominasi putri, ternyata malah aku yang mendapatkan nominasi aktris terbaik.
Dengan langsung aku memeluk Enggar sampai-sampai aku lupa akan keadaan sekitar. Sungguh malam yang sangat indah.
***
Melihat Jenny yang duduk di sofa dengan kaki dijulurkan di atas meja, tak lupa dengan makanan ringan yang dia makan. Aku yang membawa irisan semangka untuk dimakan di depan tv.
“Aktris terbaik. kapan kau akan menikah?” tanya Jenny yang membuatku kesal.
“Kau kapan mati?” tanyaku balik.
“Ini nih hasil dari syuting, udah mulai durhaka sama kakaknya sendiri,” kata Jenny yang tidak mau mengalah terhadapku. “Di tv hubunganmu sama Enggar ditayangkan dan menjadi hot trending… gimana kalau Enggar tiba-tiba ngelamar kamu, apa kamu terima… apa lagi hubunganmu sebatas menutupi alasan yang sebenarnya,” terang Jenny.
“No answer!” jawabku.
“Ok, lagi pula aku juga gak mau bantu,” katanya sambil berdiri dan berjalan pergi, setelah mengatakan hal itu kepadaku.
“Siapa juga yang mau bantuanmu!” kataku kesal. Dasar Ceo sombong, ngomong gak ada hiburannya sama sekali.
***
Datang ke perusahaan untuk beberapa kalinya. Semenjak sibuk syuting, aku bisa datang saat pertemuan ini. Tapi, tak disangka malah orang yang menyebalkan datang.
“Bella!” panggilnya. “Sial sekali, kenapa bisa bertemu denganmu dimana-mana?”
“Aku juga begitu, kenapa aku bisa bertemu nenek lampir disini,” ketusku.