Belok yang Membawaku Pulang

Vsiliya Rahma
Chapter #19

Bab 19 Langkah Tak Terduga

Alverio memandang rumah Naya yang semakin dekat. Wajahnya sedikit tertutup oleh cahaya senja yang temaram, tapi ia tetap merasa hangat saat mengingat obrolan mereka sepanjang jalan. Ternyata, percakapan sederhana tentang kerjaan dan kehidupan bisa membuatnya merasa lebih dekat dengan seseorang yang baru ia kenal beberapa minggu lalu.

Setelah beberapa menit di perjalanan, mereka sampai juga di depan rumah Naya. Alverio menepikan mobil dan mematikan mesin.

“Ini rumah kamu, kan?” tanyanya santai, meski sudah tahu jawabannya. Tidak ada alasan untuk terburu-buru—kan ini sudah malam.

Naya mengangguk dan membuka pintu mobil. "Iya. Makasih banyak ya, udah nganterin aku pulang."

Alverio tersenyum. "Gampang kok. Aku juga senang, jadi bisa ngobrol lebih banyak. Nggak nyangka kita bisa nyambung kayak gini. Lebih seru ketemu langsung daripada chat-an."

Naya sempat terdiam sejenak, wajahnya sedikit melunak. "Iya, aku juga... senang bisa ngobrol tanpa harus mikir apa yang harus aku ucapin terus."

"Ah, itu sebabnya aku ngajak ngobrol. Aku juga suka kalau bisa ngobrol santai, tanpa beban," Alverio menjawab sambil melirik Naya. Ia mencoba tetap santai, meskipun ada sedikit rasa hangat yang mulai menyelusup.

Mereka saling pandang, dan Alverio bisa merasakan perasaan yang aneh itu lagi—perasaan yang tidak bisa dijelaskan, tetapi cukup untuk membuatnya ingin terus dekat dengan Naya. Meski baru beberapa kali bertemu lansung, sesuatu dalam diri Naya mulai terasa familiar.

Naya keluar dari mobil, tapi ia menoleh lagi ke arah Alverio. “Makasi banget ya, Alverio. Aku udah lama nggak ngobrol kayak gini. Rasanya lebih ringan.”

Alverio mengangguk, tersenyum. “Sama-sama, Nay. Kalau kamu butuh teman ngobrol, aku ada kok. Jangan sungkan-sungkan.”

“Pasti. Kamu juga, ya,” jawab Naya sambil melambaikan tangan, lalu berjalan masuk ke rumahnya.

Alverio hanya menatapnya sejenak, merasakan ada sesuatu yang baru tumbuh dalam dirinya. Mungkin ini hanya perasaan sepele, tetapi entah kenapa ia merasa nyaman.

Setelah Naya masuk, Alverio menyalakan mesin mobil dan melaju perlahan ke arah rumahnya, menatap layar ponselnya sejenak. Tiba-tiba teringat percakapan ringan yang baru saja mereka lakukan. Ia membuka chat dengan Naya di ponselnya.

Alverio 

Makasih lagi, Nay. Kalau kamu butuh teman ngobrol lagi, kabarin aja. Aku selalu siap.

Lihat selengkapnya