Tok, tok. Suara pintu diketuk.
Ina yang sudah selesai bersiap membukakan pintu. Tante... maksudnya mama sudah berdiri di depan pintu dengan tersenyum.
“Bagaimana? Kamu suka baju itu?”
“Suka tan... maksud aku mama.”
“Nanti juga terbiasa sendiri. Makan malam udah siap. Yuk ke meja makan.”
“Iya ma.”
Ina mengikut di belakang mama angkat barunya menuju meja makan. Disana sudah duduk dua lelaki lainnya. Yang satu sudah dikenalnya sebagai om Bagas, ayah angkatnya dan yang satu lagi pasti Ibnu anaknya tante Mia, kakak angkatnya.
Tante Mia menyuruhnya duduk di samping Ibnu.
“Kamu duduk disini ya.” Sambil menarik kursi buat Ina.
“Terima kasih ta... ma.” Tante Mia tersenyum dengan jawaban Ina yang masih kaku memanggilnya mama. “Ayo makan, malam ini mama bikin masakan yang kamu suka.”
Makan malam hari itu sangat menyenangkan. Sudah lama Ina tidak merasakan bagaimana rasanya makan malam bersama sebuah keluarga utuh. Dia merasa sangat bersyukur malam itu, setetes air mata mulai mengalir di matanya tapi segera dihapus. Dia tidak ingin merusak suasan bahagia itu. Sepasang mata melihat ke arah Ina tanpa disadarinya. Sepasang mata yang sedari tadi diam ditengah ocehan panjang mamanya.
“Gimana sayang makanannya?”
“Enak banget ma. Apalagi yang ini.” Ina menunjuk gulai gurame kesukaannya.
“Ina suka banget sama gulai gurame? Mama bakal sering-sering masak itu buat Ina.”